TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan, melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN), menggandeng Kedutaan Besar Yordania di Jakarta serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur untuk mengadakan aktivasi pengembangan kerja sama ekspor.
"Aktivasi kerja sama pengembangan ekspor ini digelar untuk meningkatkan kinerja ekspor Indonesia ke Yordania dan salah satu upaya mengatasi defisit perdagangan," kata Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Ditjen PEN, Dody Edward, dalam siaran persnya, Kamis, 2 Juni 2016.
Aktivasi pengembangan kerja sama untuk meningkatkan nilai ekspor Indonesia tersebut diberikan kepada 60 pelaku usaha di Surabaya. Nantinya para pelaku usaha Indonesia akan lebih memahami karakteristik potensi dan kendala di pasar Yordania. Selain itu, pelaku usaha dapat memperoleh informasi secara lebih detail tentang pasar Yordania.
Saat ini, neraca perdagangan Indonesia-Yordania masih mengalami defisit. Defisit perdagangan ini dipicu oleh besarnya impor nonmigas Indonesia dari Yordania.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Yordania pada 2015 tercatat sebesar 95,23 juta dolar AS. Sementara itu, impor nonmigas Indonesia dari Yordania pada tahun yang sama tercatat sebesar 160,78 juta dolar AS atau Indonesia defisit sebesar 65,54 juta dolar AS.
Pada periode Januari-Maret 2016, nilai total perdagangan Indonesia-Yordania tercatat sebesar 57,51 juta dolar AS. Ekspor Indonesia ke Yordania sebesar 21,75 juta dolar AS, meliputi produk nonmigas, seperti kayu lapis, pasta, ikan olahan tuna, kertas, dan ban.
Sementara itu, impor Indonesia dari Yordania sebesar 35,76 juta dolar AS yang meliputi produk nonmigas, produk senyawa kimia, seperti kalsium fosfat, asam fosfat, potasium klorida, limbah kertas, dan limbah tembaga.
Dody menambahkan, aktivasi pengembangan ekspor di Surabaya ini merupakan implementasi dari pernyataan bersama yang telah ditandatangani Dirjen PEN dengan Investment Commission the Hashemite Kingdom of Jordan pada 2 Juni 2014 di Amman, Yordania.
Pernyataan bersama tersebut memuat keinginan kedua belah pihak untuk meningkatkan hubungan kerja sama antarkomunitas bisnis kedua negara, salah satunya melalui pertukaran informasi di bidang perdagangan.
Duta Besar Yordania untuk Indonesia, Walid Al Hadid, dalam sambutannya menjelaskan potensi pasar Yordania dan peluang kerja sama perdagangan antara pelaku usaha Indonesia dengan Yordania dalam mendorong peningkatan ekspor Indonesia ke pasar Yordania.
"Untuk memperkuat kemitraan kedua negara, perlu ditingkatkan hubungan kerja sama di bidang perdagangan dengan Yordania secara lebih luas dan komprehensif. Ada banyak sektor yang masih perlu digarap Indonesia melalui kerangka kerja sama ini," ujar Walid.
Walid menambahkan, untuk meraih surplus, Indonesia perlu melihat produk yang diimpor Yordania dari dunia, seperti mobil, produk otomotif dan suku cadangnya, furnitur, serta makanan olahan seperti biskuit, wafer, roti, dan kopi.
ANTARA