TEMPO.CO, Surakarta - Siapa duga petai bisa menimbulkan masalah bagi perekonomian. Tapi inilah yang terjadi di Surakarta, Jawa Tengah. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Surakarta menyimpulkan, bahan makanan yang bisa menimbulkan aroma yang tidak sedap ini malah menyebabkan inflasi melonjak. Pasalnya, saat lebaran permintaan terhadap petai diperkirakan bakal melonjak.
"Permintaan petai ternyata cukup banyak saat lebaran," kata Kapala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Surakarta Bandoe Widiarto, Rabu 1 Juni 2016.
Baca Juga:
Bandoe menjelaskan, pada tahun lalu komoditas bahan makanan masih menjadi penyumbang inflasi tertinggi selama Ramadan dan lebaran. Komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah cabai rawit, daging ayam, petai dan bawang putih. Petai, bahan makanan dari tanaman polong-polongan, ini banyak dicari sebagai pelengkap beberapa masakan, seperti sambal goreng serta nasi tumpang.
Padahal, dalam data inflasi tahunan, petai tidak masuk dalam bahan makanan penyumbang inflasi. Selama 2015, bahan makanan penyumbang inflasi adalah bawang merah, beras, bawang putih, pisang, telur dan daging ayam.
Wakil Wali Kota Surakarta Achmad Purnomo mengatakan, pihaknya akan berupaya keras menahan laju inflasi. "Koordinasi TPID di Surakarta berjalan dengan cukup baik," katanya.
Kendalanya, Surakarta bukan daerah penghasil bahan makanan. Mereka memenuhi kebutuhan bahan makanan dari kabupaten sekitar. "Upaya yang kami lakukan adalah memastikan distribusi lancar dan ketersediaan pasokan," katanya.
AHMAD RAFIQ