TEMPO.CO, Brebes - Harga bawang merah di tingkat petani berangsur menurun. Hingga hari ini, Rabu, 1 Juni 2016, harga bawang di tingkat petani sekitar Rp 15 ribu per kilogram. “Harganya terus merosot,” kata Muklas, saat memanen bawang di Desa Padasugih, Kecamatan Brebes, Jawa Tengah, Rabu, 1 Juni 2016.
Sebelumnya, Muklas, 50 tahun, menjual bawang merah seharga Rp 24-25 ribu per kilogram. Dia mengatakan penurunan harga ini akibat pasokan yang melimpah. Sejumlah petani di berbagai daerah mulai panen raya.
Anjloknya harga bawang ini juga imbas dari rencana pemerintah yang akan mengimpor bawang merah sebanyak 2.500 ton. Bahkan, menurut informasi yang diterimanya, bawang impor sudah masuk dan membanjiri pasaran. “Katanya sih begitu (bawang impor sudah masuk), makanya harga turun,” kata dia.
Muklas pun memutuskan tak akan menjual hasil panennya ke pasaran. Dia berencana menahan bawang hingga harganya membaik. Saat itu muklas memanen bawang di lahan seluas seperdelapan hektare, sebanyak 5 kuintal. “Menunggu harga (bawang merah) normal, baru dijual,” ujar dia. Dia khawatir, jika bawang dijual saat ini, dia akan merugi.
Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Juwari membenarkan anjloknya harga bawang. Juwari memprediksi harga bawang merah di tingkat petani akan anjlok hingga Rp 10 ribu per kilogram jika pemerintah mengeksekusi rencana impor. Menurut dia, harga bawang di tingkat petani saat ini sekitar Rp 16-17 ribu per kilogram. “Belum impor saja sudah anjlok harganya, apalagi impor,” ujar dia.
Jika harga bawang dijual Rp 10 ribu, petani akan merugi. Mengingat break even point (BEP) saat ini seharga Rp 12-13 ribu per kilogram. “Petani mau untung dari mana kalau harga segitu,” kata dia. Terkait dengan rencana impor bawang merah, asosiasinya tegas menolak. Menurut dia, pasokan bawang akan melimpah pada Juni-Agustus mendatang.
MUHAMMAD IRSYAM FAIZ