TEMPO.CO, Tegal - Ketika petani bawang sedang panen raya, harga bawang menjelang Ramadan di tingkat pedagang masih tinggi. Seorang pedagang bumbu di Pasar Pagi Kota Tegal, Jawa Tengah, Fitriana, mengatakan harga bawang merah berkisar antara Rp 38 ribu-Rp 40 ribu per kilogram. “Harganya masih tinggi,” kata dia, Ahad, 15 Mei 2016.
Padahal, ujar perempuan usia 50 tahun itu, di beberapa daerah petani sudah mulai panen raya. “Stoknya sebenarnya masih cukup, tapi kenapa bawang masih mahal,” ujarnya.
Mahalnya bawang merah di tingkat pedagang ini juga dikeluhkan pembeli. Nurul, 27 tahun, misalnya, menjelang Ramadan dia biasanya membeli bawang dalam jumlah banyak untuk persediaan. Namun karena harga bawang masih tinggi dia terpaksa menunda membeli. “Ya menunggu harga bawang turun,” kata warga Kecamatan Dukuhturi Tegal ini.
Sementara itu, harga bawang di pasar grosir bawang merah, Desa Sengon, Tanjung, Brebes, malah turun sejak tiga hari terakhir. Dari semula Rp 34 ribu menjadi Rp 27 ribu. Penurunan ini karena banyak daerah yang mulai panen raya. “Stoknya mulai banyak,” kata Mahfudi, 35 tahun, pedagang di pasar tersebut.
Ketua Asosiasi bawang Merah Indonesia (ABMI) Juwari mengatakan, harga bawang di tingkat petani mulai berangsur turun. Harga bawang yang sebelumnya Rp 25 ribu per kilogram, kini turun menjadi Rp 20 ribu per kilogram. Dia juga tidak tahu kenapa harga bawang di tingkat pedagang masih tinggi. “Harusnya sudah turun itu,” ucapnya.
Juwari mengatakan saat ini petani bawang di sejumlah daerah seperti Brebes, Cirebon, dan Kendal sudah mulai panen raya. Sehingga persediaan bawang untuk skala nasional masih mencukupi bahkan berlebih. “Kalau luasannya (sawah yang panen) saya tidak hapal, tapi hasil panen sudah mencukupi kebutuhan,” katanya.
Dia berharap, harga bawang bisa terus stabil menjelang bulan puasa mendatang. Pihaknya khawatir, tingginya harga di tingkat pedagang menjelang panen raya ini akan mendorong pemerintah mengimpor bawang. Sebab, jika bawang impor masuk saat petani panen, maka harga akan jatuh dan itu akan merugikan petani. “Kalau bisa pemerintah jangan impor. Karena stok kami pastikan masih mencukupi sampai lebaran,” katanya.
Petani bawang merah dari Desa Tegalglagah, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, Muhammad Subhan, 44 tahun, mengatakan produktifitas panen kali ini menurun dibandingkan dengan musim panen sebelumnya. Hasil panen dari sawah seluas 1/8 hektare yang biasanya mencapai satu ton kini hanya enam kuintal. “Penyebabnya karena serangan hama dan cuaca yang tak menentu,” katanya. Adapun harga bawang di tingkat petani di tempatnya Rp 18 ribu-Rp 20 ribu per kilogram.
MUHAMMAD IRSYAM FAIZ