TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin mengatakan penurunan harga bahan bakar minyak dan tarif listrik cukup mempengaruhi deflasi yang terjadi pada April 2016. “Bensin turun 6,61 persen, memiliki andil 0,24 persen dan bobotnya 3,38 persen,” katanya saat ditemui di kantor BPS, Senin, 2 Mei 2016.
Harga bensin turun di 82 kota indeks harga konsumen. Hal ini, menurut Suryamin, berpengaruh terhadap turunnya tarif angkutan umum dalam kota. Ditambah adanya peraturan pemerintah yang menginstruksikan penurunan tarif angkutan karena harga BBM yang turun.
Baca Juga: Sensus Ekonomi 2016, BPS: Dulu 9 Sektor, Sekarang 17 Sektor
Tarif angkutan dalam kota turun 0,74 persen, dengan andil terhadap deflasi sebesar 0,02 persen dan bobot 2,7 persen. “Terjadi di 70 kota IHK, dengan Serang tertinggi penurunannya sebesar 20 persen.”
Sedangkan tarif listrik turun 1,62 persen, dengan andil terhadap deflasi 0,05 persen dan bobot sebesar 3,28 persen. Diketahui penurunan tarif listrik terjadi di 80 kota IHK dan dua kota yang dikelola pemerintah Batam serta Tarakan tak mengalami kenaikan.
BPS mengumumkan, pada April 2016, terjadi deflasi sebesar 0,45 persen. Angka ini lebih baik dibanding pada Maret 2016, yang sebesar 0,19 persen. Sedangkan inflasi tahun kalender dari Januari sampai April 2016 sebesar 0,16 persen. Inflasi pada periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 3,6 persen.
DIKO OKTARA