TEMPO.CO, Yogyakarta - Jumlah pengangguran di Daerah Istimewa Yogyakarta terus meningkat. Dari 67.418 orang pada 2014, melonjak menjadi 80.245 orang pada akhir 2015. Kepala Bidang Pembinaan Pelatihan Sertifikasi dan Pemagangan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY, Hera Aprilia mengatakan perlambatan ekonomi menjadi penyebab dari lonjakan pengangguran tersebut.
“Jumlah lulusan sekolah bertambah setiap tahun tetapi lapangan pekerjaan cenderung tetap bahkan berkurang," ujar Hera Aprilia kepada Tempo Minggu, 14 Februari 2016.
Jumlah pengangguran tersebut, kata Hera, termasuk dalam pengangguran terbuka yang terdiri atas mereka yang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin dapat pekerjaan, dan mereka yang sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
Hera mengatakan kemampuan perusahaan di DIY dalam menyerap tenaga kerja tidak terlalu tinggi. Berbeda dengan kota besar lainnya seperti Surabaya, Jakarta, atau Semarang yang memang tergolong daerah industri. DIY, kata dia, hanya memiliki 3.886 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 1,8 juta orang.
Menurut Hera sebagian besar penganggur didominasi lulusan SMA sebesar 54,28 persen diikuti sarjana 18,05 persen. Dari segi usia, penganggur didominasi kelompok umur 15-34 tahun yang mencapai 81 persen.
Hera mengatakan Dinas Tenaga Kerja DIY telah memiliki target pengurangan jumlah pengangguran pada tahun ini sebanyak 6.643 orang, yang dilakukan dengan cara pelatihan keterampilan untuk 2.904 orang, sertifikasi 600 orang, pemagangan 480 orang, penempatan tenaga kerja 1.200 orang, dan perluasan kerja 1.459 orang.
Ketua Rumah Guide Indonesia (RGI) Josh Handani mengungkapkan sertifikasi perlu dilakukan untuk mempermudah pemandu wisata bekerja di berbagai negara untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA). "Untuk bersaing perlu ditingkatkan kemampuan dalam bidang pelayanan karena pariwisata berorientasi pada kepuasan konsumen," tuturnya.
Dia memperkirakan jumlah pemandu wisata di DIY mencapai 300-an orang dan bidang ini paling berpotensi dioptimalkan karena Yogyakarta adalah Kota Pariwisata.
SWITZY SABANDAR