TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak bervariasi. "Peluang penguatan akan dibayangi aksi ambil untung. IHSG diperkirakan bergerak di posisi 4.550-4.620 rawan koreksi," kata analis dari First Asia Capital, David Sutyanto, dalam keterangan tertulis, Kamis, 28 Januari 2016.
Pada perdagangan kemarin, IHSG berhasil menguat 73 poin (1,6 persen) di 4.583,628. Menurut David, ini merupakan posisi penutupan tertinggi sejak perdagangan 7 Januari lalu. Saham sektoral yang menjadi penopang penguatan IHSG adalah sektor barang konsumsi, semen, dan manufaktur.
Selain itu, penguatan IHSG kemarin, ucap David, seiring dengan rendahnya risiko pasar saham kawasan Asia. Pasar yang tengah menanti hasil pertemuan The Fed optimistis bank sentral Amerika Serikat tersebut akan menahan tingkat bunganya pada level saat ini, yakni 0,5 persen. "Hal ini mendorong penguatan mata uang emerging market kemarin, termasuk rupiah atas dolar Amerika yang menguat 0,24 persen di Rp 13.871," ujar David.
The MSCI Emerging Market Index kemarin sore menguat 0,9 persen di 714,91. Sedangkan pasar saham global tadi malam bergerak bervariasi. Indeks Eurostoxx di kawasan Euro menguat 0,35 persen di 3.043,47. Di Wall Street, indeks DJIA dan S&P kembali terkoreksi masing-masing 1,4 persen dan 1,1 persen di 15.944,46 dan 1.882,95.
Sedangkan harga minyak mentah rebound 1,8 persen di US$ 32,01 per barel. Indeks saham di Wall Street terkoreksi terutama merespons pernyataan The Fed yang mengindikasikan kekhawatiran perlambatan ekonomi global akan berdampak pada pemulihan ekonomi Amerika. The Fed tadi malam memutuskan menahan tingkat bunga FFR di 0,5 persen.
DESTRIANITA K.