TEMPO.CO, Denpasar - PT Jasa Marga Bali melaporkan Jalan Tol Laut Bali Mandara yang resmi beroperasi sejak 1 Oktober 2013 terus mengalami peningkatan pendapatan. Di tahun 2015, dari rencana target pendapatan tarif jalan tol 118 miliar rupiah, berhasil diperoleh pendapatan sebesar 122 miliar rupiah.
Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Jasa Marga Bali Tol Ahmad Tito Karim saat diterima Wakil Gubernur Ketut Sudikerta di ruang kerjanya, Kamis, 14 Januari 2016. “Komposisinya mobil 56 persen dan motor 44 persen,” ujarnya.
Pada tahun ini, Jalan Tol Bali Mandara direncanakan akan mencapai target pendapatan sebesar Rp 142 miliar, dengan memberlakukan tarif jalan tol untuk kendaraan Golongan I (Rp 11.000), Golongan II (Rp 16.500), Golongan III (Rp 22.000), Golongan IV (Rp 27.500), Golongan V (Rp 33.000) dan Golongan VI (Rp 4.500).
Ahmad menjelaskan pihaknya akan menerbitkan kartu elektronik multibank, yang bekerja sama dengan 4 bank kreditur (Bank Mandiri, BNI, BRI, dan BPD Bali). Dengan kartu ini transaksi dilakukan secara elektronik menggunakan sistem single card-reader.
Untuk mendukung hal tersebut, Jasa Marga Bali Tol juga telah memberlakukan transaksi tol tunai di semua gardu tol dan menambah gardu tol otomatis (GTO).
Menurut Ahmad, sistem elektronik ini akan meningkatkan pelayanan dan mempercepat transaksi di gerbang tol. Rata-rata waktu transaksi dengan kartu elektronik ini lebih singkat, yaitu 2,08 detik untuk lajur mobil dan 3,39 detik pada lajur motor. “Ini akan mengurangi kemacetan antrean pada gerbang tol,” ujarnya.
Wakil Gubernur Sudikerta mengapresiasi peningkatan pendapatan yang diperoleh dari tarif Jalan Tol Bali Mandara. Namun dia meminta ada upaya penekanan biaya operasional dan program yang lebih kreatif untuk meluncurkan upaya-upaya dalam meningkatkan pendapatan Jalan Tol Bali Mandara agar segera mencapai Break Event Poin (BEP).
ROFIQI HASAN