TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Harry Azhar Azis menegaskan lembaganya akan meningkatkan kualitas audit investigasi.
"Kami akan makin memperkuat audit kinerja," kata Harry menyampaikan beberapa program prioritas di 2016 melalui pesan pendek, Jumat, 1 Januari 2015.
Harry melanjutkan, BPK juga akan terus meningkatkan kesadaran penyelenggara negara, baik pusat, daerah, dan badan-badan negara yang pengelolaan keuangannya governansi. Juga makin meningkatkan kualitas audit investigasi.
Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I pada 2015 lalu, BPK menemukan sebanyak 15.434 masalah dalam 10.154 temuan atas 666 obyek yang diperiksa.
Belasan ribu masalah tersebut meliputi 7.890 masalah ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan senilai Rp 33,46 triliun dan 7.544 masalah kelemahan sistem pengendalian intern (SPI).
Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Internasional BPK R. Yudi Ramdan Budiman menyebutkan, dari masalah ketidakpatuhan tersebut, sebanyak 4.609 masalah berdampak terhadap finansial. "Masalah ini berdampak pada pemulihan keuangan negara, daerah, perusahaan sebesar Rp 21,62 triliun," kata Yudi dalam keterangan tertulis Senin, 5 Oktober 2015.
Tahun lalu, IHPS I memuat ringkasan 666 obyek yang terdiri atas 117 obyek pada pemerintah, 518 obyek pemerintah daerah dan BUMD, serta 31 obyek BUMN dan badan lainnya. Berdasarkan jenis pemeriksaannya, IHPS I memuat ringkasan dari 607 obyek pemeriksaan keuangan, 5 pemeriksaan kinerja, dan 54 pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
REZKI ALVIONITASARI | MAYA AYU PUSPITASARI