TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia mengatakan tekanan nilai tukar rupiah masih akan dipengaruhi faktor eksternal. Menurut dia, kekhawatiran kebijakan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) menaikkan suku bunga dan devaluasi yuan akan mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah.
"Kami menjaga stabilitas harga rupiah dan valas dengan mengelola suplai dan demand valuta asing," kata Agus di Jakarta, Selasa, 17 November 2015. Agus mengatakan Bank Indonesia tetap menjaga stabilitas nilai tukar sesuai dengan fundamentalnya.
Baca Juga:
Sementara terkait dengan inflasi, Agus mengatakan inflasi hingga akhir tahun ini akan tetap sesuai dengan target pemerintah yaitu 4 plus-minus 1 persen. Menurut dia, rendahnya inflasi tersebut karena tak ada lagi pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak.
"Kami melihat inflasi sejalan dengan target yang ingin dicapai bahkan ada kemungkinan inflasi di bawah 3 persen," katanya di Jakarta, Selasa, 17 November 2015.
Namun, Agus mengatakan angka inflasi tersebut masih harus melihat dari November dan Desember. Sementara terkait dengan pertumbuhan ekonomi, bank sentral tetap menargetkan di kisaran 4,7-4,8 persen.
Sementara untuk neraca transaksi berjalan, Agus mengatakan pada kuartal III diprediksi defisit transaksi berjalan berada di bawah 2 persen dari produk domestik bruto. Sepanjang tahun ini, dia memperkirakan defisit transaksi berjalan berada di angka 2,1 persen.
MAYA AYU PUSPITASARI