TEMPO.CO, Karawang - Tim peneliti dari Institut Pertanian Bogor memperkenalkan padi bibit unggul untuk mendongkrak produksi pertanian hingga tiga kali lipat. Di sawah seluas 200 hektar itu potensi hasil panen sebesar 13,4 ton gabah kering panen (GKP) per hektare. "Lebih dari rata-rata produksi beras nasional sebanyak 5,5 ton per hektar," ujar kepala tim peneliti Institut Pertanian Bogor Hajrial Aswidinnoor.
Selain menanam padi bibit unggul, untuk mendongkrak produksi pemerintah juga akan meningkatkan luas drum farm dari 500 hektare menjadi 100 ribu hektare pada 2015. "Penambahan ini akan disebar di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan," kata Hajrial. "Lewat bibit unggulan IPB3S hasil panen meningkat lebih banyak."
Meningkatnya produksi pertanian membuat Presiden Jokowi meyakini bahwa Indonesia tidak perlu mengimpor beras hingga akhir 2015. "Kita bisa memenuhi kebutuhan beras nasional tanpa perlu impor, cadangan kita 1,7 ton, ditambah prediksi panen pada akhir tahun sebanyak 300 ribu ton. Ini sangat mencukupi," ujar Jokowi saat meninjau panen raya di Cikarang, Banyusari, Kabupaten Karawang, Minggu, 27 September 2015.
Ihwal pengaruh kekeringan El Nino pada cadangan beras nasional, Jokowi mengatakan pemerintah masih melakukan hitung-hitungan. Pemerintah, katanya, masih mempertimbangkan cadangan beras yang ada dengan pengeluaran 220 ribu ton per bulan. Saat ini Jokowi sedang memprioritaskan tiga hal, yaitu memastikan stok beras, distribusi beras yang lancar, dan memastikan harga beras yang terjangkau.
Ia juga meminta Bulog menjadi penyangga harga beras supaya bisa terjangkau. Untuk meningkatkan produksi padi dalam negeri, Jokowi mengaku sedang menyiapkan program penambahan lahan sawah di seluruh Indonesia. Selain itu, ia menyatakan perlunya intensifikasi untuk petani. "Sehingga semua petani berpikir untuk produksi, produksi, dan produksi," kata dia.
Dalam acara panen raya tersebut Jokowi menyaksikan penanaman dan panen padi menggunakan mesin kombinasi. Tampak istrinya, Iriana Widodo; Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar; Menteri Desa Percepatan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar; Menteri Pertanian Amran Sulaiman; dan Kepala Bulog Djarot Kusumayakti.
HISYAM LUTHFIANA