TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Atase Perdagangan Washington Ni Made Ayu Marthini berharap pemerintah dapat mengulangi keberhasilan ekspor ke Amerika Serikat tahun ini. Pada tahun lalu, total perdagangan Amerika Serikat dan Indonesia mencapai US$ 28 miliar. Sebanyak US$ 19 miliar adalah nilai ekspor dari Indonesia ke Amerika. Sebaliknya, nilai impor dari Amerika sebesar US$ 9 miliar.
Dia optimistis nilai ekspor Indonesia naik tahun ini naik bila dibandingkan dengan tahun kemarin. "Hingga Agustus, nilai ekspor sudah mencapai US$ 16 miliar. Total perdagangan tahun kemarin adalah rekor dalam sejarah," katanya kepada Tempo di Trade Expo Indonesia ke-29, Jakarta International Expo, Kemayoran, Jumat, 10 Oktober 2014.
Pemerintah, kata dia, telah menargetkan pertumbuhan ekspor ke Amerika mencapai 3,5-4 persen setiap tahun. Selain karet dan komponen elektronik, saat ini Indonesia masih mengandalkan tekstil dan produk tekstil (TPT) menjadi produk ekspor unggulan. Dengan nilai mencapai US$ 2,9 miliar, sektor TPT menyumbang 30 persen dari keseluruhan ekspor.
Dia menuturkan pihaknya telah diberi mandat oleh pemerintah untuk meningkatkan ekspor. "Diplomasi kami ke Amerika adalah diplomasi ekonomi. Bagaimana ekspor lebih banyak, investasi masuk lebih banyak," katanya.
Kementerian Perdagangan mencatat kontrak dagang senilai US$ 11 juta dari program buying mission di acara Trade Expo Indonesia (TEI) 2014. Kontrak dagang dilakukan dua perusahaan Amerika Serikat dan satu perusahaan Kanada yang membeli produk dari tiga perusahaaan Indonesia.
Penandatangan kontrak dagang tersebut dilakukan oleh President of America Furniture Manufacture Inc (AFM) Harry Cou dengan CEO PT Integra Indocabinet Halim Rusli untuk pembelian produk furniture senilai US$ 10 juta. Kontrak dagang juga ditandatangi antara Lake Kelley dari Jewel & Jem, perusahan kids sleepwear dari Amerika, dengan Elizabeth Angelina dari PT Angelina Kartika Timur untuk produk pakaian anak senilai US$ 300 ribu. Selain itu, Axia Distribution Corp asal Kanada juga melakukan pembelian produk karet senilai US$ 1 juta dengan PT Kalibaru.
Kinerja ekspor furnitur pada 2013 mencapai US$ 1,75 miliar dengan negara tujuan terbesar mencakup Amerika Serikat (35,6 persen), Jepang (13,8 persen) dan Inggris (4,17 persen). Khusus ke Amerika, tren pertumbuhan mencapai 7,23 persen.
Di lain pihak, kinerja ekspor karet dan produk karet 2013 mencapai US$ 9,39 miliar dengan tren positif 15 persen. Amerika, Cina, Jepang menjadi negara tujuan terbesar dengan besar 23,2 persen, 16,5 persen, dan 14,2 persen. Saat ini Kanada menempati peringkat kedelapan dengan share 2,19 persen dan tren pertumbuhan 15,5 persen. Hingga Juli 2014, nilai ekspor produk karet Indonesia mencapai US$ 4,4 miliar.
ALI HIDAYAT
Berita Terpopuler
Dijegal DPR, Jokowi Tak Segan Keluarkan Hak Veto
Adik Prabowo Sebut Hasil Wawancaranya Dipelintir
Ormas Anarkistis, Jokowi: Gebuk Saja
Ilmuwan Kecam Politik Bumi Hangus Koalisi Prabowo