TEMPO.CO, Jakarta - Produk makanan dan minuman Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Indonesia ternyata banyak yang masuk pasar Pantai Timur Amerika Serikat (AS), termasuk New York. Produk-produk yang banyak menarik perhatian konsumen Negeri Paman Sam antara lain sambal, kecap, bumbu-bumbu baik yang tunggal seperti vanili, kayu manis, dan keluak juga racikan seperti bumbu gulai, nasi goreng, dan pecel.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengetahui hal ini saat melakukan kunjungan kerja ke New York, Amerika Serikat. "Makanan olahan Indonesia itu dilihat pasar AS sebagai 'speciality food'," kata Bayu melalui surat elektroniknya, Selasa, 1 April 2014.
Menurut Wamendag, pasar makanan spesial di AS mencapai sekitar US$ 90 miliar. Dari pasar yang besar itu, produk-produk dari Indonesia termasuk sub-kategori makanan ringan (snack), minuman, saus (condiment), bumbu, acar, dan olahan buah/sayur. Saat ini di Amerika Serikat, kata Bayu, minat konsumen yang besar ditujukan ke makanan dan bahan makanan dari Mediterania dan Asia khususnya India, Thailand, dan Vietnam. Namun, makanan-makanan dari Korea, Indonesia, dan Turki mulai banyak dicari. "Para pengecer makanan di New York menyebutkan bahwa mulai 2013 Indonesia adalah 'a trending country for speciality food'," ujarnya.
Salah satu yang dicari konsumen untuk makanan dan minuman Indonesia adalah Indonesia exotic flavors. "Bahan-bahan yang diperkirakan akan meningkat permintaannya yaitu kopi dan kakao, olahan kelapa, olahan bumbu, serta beras organik," ujar Bayu. (Baca juga: Neraca Perdagangan Februari Surplus US$ 758,3 Juta)
Ekspor makanan olahan Indonesia ke AS saat ini baru mencapai US$ 75 juta dan sekitar 40 persen di antaranya diekspor oleh UKM. Ekspor tersebut berpotensi meningkat menjadi USD 125 juta dalam 2-3 tahun ke depan, dengan UKM tetap memegang peranan penting. "Kunci utamanya adalah seberapa mampu produsen Indonesia melakukan supply response terhadap peningkatan permintaan," kata Bayu.
Sejak 29 Maret 2014 lalu, Bayu memang melakukan misi dagang ke Amerika Serikat. Hari ini rencananya ia akan melanjutkan perjalanan ke Kanada dan baru kembali ke Tanah Air pada 4 April 2014 mendatang. Pada kunjungan kerja ini, Wamendag melakukan serangkaian diskusi dengan beberapa ritel makanan dan minuman, termasuk beberapa milik warga negara Indonesia yang tinggal di New York. (Baca juga: ADB: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,7 Persen)
PINGIT ARIA
Berita Lainnya:
3 Insiden Ini Bikin Heboh Saat SBY Berkampanye
45 Ribu Calon Mahasiswa Berebut Kuliah di UGM
Yahoo! Bikin Tandingan YouTube
Gempuran Korea Utara Memaksa Penduduk Mengungsi