TEMPO.CO, Nusa Dua - Presiden Rusia Vladimir Putin hari ini, Senin, 7 Oktober 2013, menjadi pembicara di forum APEC CEO Summit di Bali International Convention Center. Dalam forum itu, seorang wartawan menanyakan komentar Putin ihwal absennya Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam Konferensi Tingkat Tinggi APEC di Nusa Dua kali ini.
"Saya memahami hal ini. Apa yang kini terjadi dalam politik dalam negeri di Amerika Serikat memang sangat sulit," ujarnya di Nusa Dua, Senin, 7 Oktober 2013.
Menurut Putin, alasan ketidakhadiran Obama dalam forum ini sangat kuat. "(Bila hal yang sama terjadi di Rusia) Saya mungkin juga tidak akan pergi. Pemimpin mana pun jika terjadi hal seperti itu di negaranya saya rasa juga tidak akan pergi ke luar negeri," katanya.
Meski politik luar negeri Rusia--termasuk soal Suriah--kerap berseberangan dengan Obama, Putin berharap Amerika Serikat akan segera pulih. Ia berharap para pemimpin politik di Negeri Abang Sam itu akan segera menemukan formula yang tepat untuk menyelesaikan krisis anggarannya.
Sebab, kata Putin, Amerika Serikat adalah ekonomi terbesar dunia. Mata uang mereka, dolar Amerika Serikat, merupakan mata uang yang paling banyak digunakan dalam perdagangan dunia. "Apa pun yang terjadi di sana, pengaruhnya akan keluar," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Barack Obama membatalkan perjalanannya ke Konferensi Tingkat Tinggi Forum Kerja sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Bali dengan alasan negaranya dalam kondisi darurat.
Seperti diketahui, buntunya pembahasan anggaran AS berbuntut pada penutupan layanan sebagian instansi pemerintah Amerika Serikat. Selain itu, Obama juga membatalkan rencana kunjungannya ke beberapa negara Asia Tenggara lain, seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.
Menteri Luar Negeri John Kerry yang memimpin degelasi Amerika Serikat di Bali menyatakan bahwa bosnya menyesal tak bisa ikut ke Pulau Dewata. "Presiden Obama sangat menyesal. Beliau telah menantikan waktu untuk datang kemari sebelumnya," ujarnya.
PINGIT ARIA