TEMPO.CO, Jakarta -- Anggota Komisi Keuangan dan Perbankan Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Demokrat Achsanul Qasasi mengatakan fraksi Demokrat belum memutuskan secara resmi calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang akan dipilih. "Nanti sore baru kami putuskan, peta suara bisa berubah," katanya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 25 Juni 2013.
Komisi Keuangan DPR akan memilih satu dari 21 calon anggota BPK Selasa malam nanti pukul 19.00 WIB. Pemilihan tertutup itu untuk menggantikan Taufiequrachman Ruki yang pensiun Mei lalu.
Menurut Achsanul, ada dua nama calon anggota BPK yang menguat di kalangan Komisi Keuangan, yaitu Muchayat dan Agus Joko Pramono. Kabar yang beredar Muchayat disokong politikus Demokrat sedangkan Agus Joko disokong banyak politikus Golkar. Kedua fraksi besar ini belum menyatakan sikapnya untuk memilih calonnya.
Komisi Keuangan DPR sudah menyelesaikan uji kelayakan dan kepatutan terhadap 21 calon anggota BPK pada Rabu pekan lalu. Pada hari ini, Komisi menjadwalkan akan melakukan pemilihan satu orang dari seluruh calon untuk meneruskan masa jabatan Taufiequrachman Ruki selama 1 tahun 4 bulan.
Nama Muchayat saat ini menjadi sorotan media. Selain sebagai salah seorang calon kuat, mantan Deputi Kementerian Badan Usaha Milik Negara ini juga diduga berperan dalam mengatur kemenangan Adhi Karya dalam proyek pembangunan stadion Hambalang yang juga diaudit oleh BPK.
Muchayat, adalah ayah dari Munadi Herlambang yang merupakan salah seorang pemilik perusahaan subkontrak PT Dutasari Citralaras. Dia juga sudah beberapa kali diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
Adapun Agus Joko adalah tenaga ahli anggota BPK, Bahrullah Akbar. Sejak mendaftar menjadi calon, Agus Joko kerap bergerilya ke sejumlah politikus. Termasuk melobi Ketua Harian Partai Demokrat, Syarief Hasan. Agus Joko juga disebut-sebut mendapatkan dukungan dari PDI Perjuangan, PPP, dan PKS.
Adapun calon lain yang berpotensi menjadi kuda hitam adalah Parwito. Mantan Jurnalis Bisnis Indonesia itu merupakan staf ahli BPK bidang politik, hukum, dan keamanan. Statusnya sebagai tenaga ahli BPK karena dekat dengan Kepala BPK Hadi Poernomo. Hadi menyokong penuh pencalonan Parwito. Hadi kerap mengenalkan figur Parwito kepada politikus di Demokrat dan Golkar.
ANGGA SUKMA WIJAYA | AKBAR
Terhangat:
Ridwan Kamil| Razia Bobotoh Persib| Puncak HUT Jakarta| Penyaluran BLSM| Ribut Kabut Asap
Baca Juga:
Ada Caleg Bekas Model Porno dan Temperamental
Ayi Vivananda Bakal Gugat Hasil Pilkada Bandung
Soal Asap, SBY Sesalkan Komentar Anak Buahnya
Pernikahan Darin-Luthfi Tak Tercatat di KUA
Alasan Darin Mumtazah Mangkir dari Panggilan KPK
Gadis Berwajah Nenek-nenek Ini Jalani Operasi