TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan pemerintah masih melakukan finalisasi dalam kebijakan pengurangan beban subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). “Goal kita adalah menurunkan subsidi,” kata SBY dalam Musyawarah Nasional (Munas) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), di Hotel JS Luwansa, Senin, 8 April 2013.
Pernyataan ini dilontarkan SBY untuk menjawab keluhan pengusaha soal mengapa sampai saat ini SBY tak juga menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). SBY mengatakan memang mempertimbangkan kenaikan harga BBM, tapi pemerintah sedang mengkaji apakah kenaikan itu berlaku universal atau hanya berlaku bagi kalangan tertentu yang cukup mampu dan tidak memerlukan subsidi. “Poin saya adalah orang miskin harus dilindungi, tapi makro ekonomi sehat.”
SBY kemudian menceritakan pengalamannya saat tiga kali menaikkan harga BBM pada 2005 dan 2008. Saat itu, ia mengatakan, terjadi kenaikan harga barang yang cukup tinggi. “Harga jual itu naik jauh lebih tinggi dibanding komponen bahan bakar,” kata Presiden.
Saking tingginya kenaikan harga barang saat itu--terutama pada 2005 saat harga BBM dinaikkan dua kali--SBY mengatakan angka kemiskinan sampai naik 3 persen. Kenaikan sejumlah itu baru bisa diturunkan kembali setelah 3-4 tahun.
Penurunan itu pun tidak serta merta terjadi saat pemerintah tiga kali menurunkan harga BBM pada 2008. Jangankan menurunkan angka kemiskinan, kata SBY, harga barang pun tak ikut turun seperti harapannya saat itu.
SBY juga menekankan bahwa baginya kenaikan harga BBM harus diikuti dengan kompensasi bagi rakyat miskin. “Itu harga mati buat saya,” ujarnya.
Kompensasi itu termasuk dalam pemberian bantuan langsung tunai (BLT), kebijakan yang dirancangnya bersama wakilnya dulu, Jusuf Kalla. Menanggapi kritik bahwa pemberian BLT punya sisi politis yang menguntungkan partai tertentu, SBY menjawab, “Begini saja, kalau (suatu saat) kita beri BLT, kita kibarkan bendera semua parpol di situ,” katanya.
Hal itu penting, menurut SBY, untuk menunjukkan kebersamaan.“Tapi kalau ada gelombang politik (setelah kenaikan harga BBM), jangan ada yang balik kanan.”
PINGIT ARIA
Berita Terpopuler:
Beredar, Video Tari Bugil Pelajar di Bima
Mengintip Restoran Narkoba di Kampung Ambon
Polisi Bantah Mengendus Penyerang LP dari HP
Pangdam Diponegoro Serahkan Jabatan Besok
SBY Keseleo Lidah, Mencoreng Jadi Menggoreng