TEMPO.CO, Surabaya--Kepala Badan Pusat Statistik Jawa Timur, Irlan Indracahyo, mengatakan impor barang-barang konsumsi pada Juli 2012 melonjak 48,27 persen dibandingkan bulan sebelumnya. "Dari sebelumnya US$ 109,4 juta kini naik menjadi US$ 162,21 juta," kata Irlan saat memaparkan data ekspor impor Jawa Timur di kantornya, Senin, 3 September 2012.
Irlan mengatakan kenaikan impor barang konsumsi ini lebih tinggi dibandingkan dengan impor-impor barang lainnya yaitu untuk barang modal dan impor bahan baku penolong. Data BPS menunjukkan impor barang modal naik sebesar 24,46 persen dari sebelumnya US$ 128,98 juta (Juni) menjadi US$ 160,52 juta (Juli).
Sedangkan impor bahan baku atau penolong sedikit menurun sebesar 6,17 persen, dari sebelumnya US$ 1.961,44 juta (Juni) menjadi US$ 1.840,39 juta (Juli). "Jadi dibanding dengan yang lain, impor untuk konsumsi bulan Juli naik signifikan," ujar dia.
Kenaikan barang impor konsumsi ini menyumbang sebesar 7,50 persen total impor Jawa Timur yang mencapai US$ 2.163,14 juta atau turun 1,67 persen dibandingkan Juni.
Secara kumulatif, Januari-Juli 2012, nilai impor barang konsumsi naik sebesar 15,50 persen dibadnign periode sama tahun lalu menjadi US$ 962,917 juta. Impor barang konsumsi selama Januari-Juli tahun ini berkontribusi sebesar 6,80 persen terhadap total impor.
Kenaikan impor barang konsumsi ini kata dia bisa dilihat dari impor gandum-ganduman yang sebelumnya sebesar US$ 66,993 juta pada Juni menjadi sebesar US$ 71,268 juta. Tak hanya itu, impor tembakau juga mengalami kenaikan signifikan hingga sebesar 30,87 persen, yakni dari sebelumnya sebesar US$ 39,448 juta pada Juni menjadi US$ 51,679 juta.
Untuk impor nonmigas naik 15,9 persen menjadi US$ 1.678,99 juta. Di mana, komoditas impor utama adalah kelompok besi dan baja sebesar US$ 175,18 juta dan kelompok mesin dan pesawat mekanik US$ 132,72 juta.
DINI MAWUNTYAS