TEMPO.CO, Medan - Ancaman mogok pilot Merpati Airlines tak berimbas pada penerbangan pesawat tersebut dari Bandara Polonia Medan ke sejumlah daerah di Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam.
Meski 68 pilot yang tergabung dalam Komite Solidaritas Penerbangan Merpati Nusantara Airlines mengancam mogok terbang mulai hari ini, Senin, 14 Mei 2012, dari sejumlah bandar udara, namun penerbangan dari Bandara Polonia Medan tidak terganggu.
Kepala Hubungan Masyarakat Bandara Polonia, Firdaus, mengatakan pesawat Merpati dari jenis Twin Otter, Cassa 212, dan MA 60, yang biasanya melayani rute Medan-Silangit (Tapanuli Utara); Medan-Aek Godang (Tapanuli Selatan); Medan-Ferdinan Lumban Tobing (Sibolga); Medan-Gunung Sitolo (Nias); dan Medan-Simeulue (Aceh) tetap beroperasi.
"Tidak ada mogok. Semua berjalan seperti biasa hingga pagi ini pukul 10.00 WIB," kata Firdaus kepada Tempo.
Penerbangan dari Bandara Polonia Medan ke sejumlah daerah di Sumatera Utara dan Aceh yang dilayani Merpati tetap normal, meski pagi tadi satu pesawat, sekitar pukul 07.00, tertunda terbang ke Bandara Binaka, Gunung Sitoli, Nias.
"Untuk tujuan kota-kota di Sumatera Utara dan NAD, Merpati Airlines terbang tiga kali sepekan," ujar Firdaus.
Koordinator Komite Solidaritas Penerbang Merpati Nusantara Airlines Eman Supritaman mengungkapkan, hari ini, rencananya Direktur Utama Merpati Sardjono akan dipanggil Kementerian BUMN untuk diberhentikan tanpa alasan yang jelas.
Selain itu, pencopotan Sardjono dinilai para pilot menabrak mekanisme rapat umum pemegang saham seperti diatur dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN.
Kejanggalan penggantian tersebut membuat 68 pilot Merpati mengancam mogok terbang. Rencananya, aksi mogok dimulai dari penerbang pesawat Twin Otter, Cassa 212, dan MA 60, yang melayani rute perintis, mulai pukul 00.00 pada 13 Mei tengah malam tadi.
Sementara pilot dan awak kabin yang melayani rute domestik dengan pesawat Boeing 737 akan mogok 14 Mei 2012. Eman Supritaman mengklaim sudah ada 68 pilot yang telah meneken pernyataan penolakan penggantian direktur utama.
Menurut dia, cara ini merupakan bentuk solidaritas pilot atas nasib sang direktur utama. Menurut Eman, sejak Sardjono menjabat sebagai Dirut Merpati pada 27 Mei 2010 lalu, dia telah menjalankan program bisnis Merpati Airlines dengan baik. Sebagai buktinya, selama dipimpin Sardjono, ada kemajuan yang dirasakan karyawan, yakni gaji naik 30 persen sejak Mei 2010. Aturan keselamatan terbang juga kian terjamin.
SAHAT SIMATUPANG