TEMPO.CO, Washington - Bank Dunia memperkirakan harga makanan secara global mengalami kenaikan sepanjang kuartal pertama tahun ini. Kenaikan harga ini dipicu tingginya harga minyak, naiknya permintaan di Asia, serta cuaca buruk di Eropa dan Amerika.
Data Bank Dunia menunjukkan harga makanan di seluruh dunia naik hingga 8 persen dalam kurun waktu Januari hingga Maret 2012. Padahal di kuartal sebelumnya, harga makanan sempat turun hingga 2 persen. "Kenaikan harga kali ini bisa mengancam ketahanan pangan jutaan orang," kata Vice President Bank Dunia untuk Masalah Ekonomi dan Pengentasan Kemiskinan, Otaviano Canuto, seperti dikutip dari Reuters, Kamis, 26 April 2012.
Kenaikan harga yang terjadi meliputi berbagai komoditi pangan seperti beras, jagung, dan gandum (biji-bijian), lemak dan minyak serta bahan makanan lain. Harga terus terkerek rata-rata 8 persen setiap bulan. Canuto juga mengatakan, jika produksi pangan saat ini tak mencapai target, harganya bisa terus terkerek. "Karena itu diperlukan pemantauan secara ketat," katanya.
Bank Dunia mengkhawatirkan ketersediaan pangan di negara berkembang, terutama setelah harga sumber energi terus meningkat serta maraknya perang dan kerusuhan yang mengancam pasokan. Beberapa negara produsen juga menerapkan larangan ekspor sehingga pasokan untuk konsumen berkurang.
Untuk memastikan ketersediaan bahan pangan dan menanggulangi krisis, saat ini Bank Dunia mengembangkan sistem untuk mendefinisikan, mengidentifikasi, dan memonitor kenaikan harga dan pasokan di tingkat global.
FERY FIRMANSYAH