TEMPO.CO, SOLO - Tiga pasar tradisional di Surakarta dinilai layak untuk dipromosikan sebagai destinasi wisata di kota itu. Ketiganya memiliki keunikan dari jenis barang dagangannya maupun kaitan dengan sejarah serta budaya Surakarta.
"Ketiganya cukup layak untuk dijual sebagai paket wisata," kata Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Solo Daryono, Rabu 13 September 2017. Ketiganya adalah Pasar Triwindu, Pasar Gede Hardjonagoro dan Pasar Klewer.
Simak: Bela Pasar Tradisional, Pemerintah Kendalikan Minimarket
Pasar Triwindu dianggap memiliki keunikan lantaran jenis komoditas barang dagangannya yang berbeda dengan pasar lain. Selama ini, pasar yang menjual barang antik itu banyak dikunjungi oleh kolektor barang antik dari berbagai kota.
Sedangkan Pasar Gede Hardjonagoro yang berada di pusat kota dinilai memiliki kaitan sejarah dengan Keraton Kasunanan Surakarta. Selain itu, di pasar itu juga terdapat pedagang yang menjual berbagai kuliner dan jajan pasar.
"Untuk Pasar Klewer sudah sejak lama menjadi tujuan wisatawan yang ingin berbelanja batik," katanya. Lokasinya juga berada di sekitar Keraton Kasunanan Surakarta yang juga mampu menyedot banyak wisatawan.
Menurut Daryono, ketiga pasar itu berpotensi ditawarkan ke wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. "Termasuk wisatawan Malaysia yang memang banyak berkunjung ke Surakarta," katanya. Menurutnya, para pelancong dari negara itu gemar menikmati wisata belanja.
Kepala Dinas Perdagangan Surakarta Subagyo mengatakan bahwa pihaknya saat ini tengah memetakan potensi 44 pasar tradisional yang ada di kota itu. "Masing-masing memiliki keunikan yang mungkin bisa menarik bagi wisatawan," katanya.
Selain itu, di setiap pasar tradisional juga terdapat pedagang yang menjual kuliner tradisional. "Beberapa kuliner juga sudah terhitung langka," katanya. Dia berharap upaya dalam menjadikan pasar tradisional sebagai destinasi wisata mampu meningkatkan kesejahteraan pedagang.
AHMAD RAFIQ