TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) segera melakukan kerja sama dengan investor. Kerja sama tersebut diperlukan dalam rangka mempercepat pengembangan Pelabuhan Tanjung Api-api, Palembang, Sumatera Selatan.
"Agar jangan sampai kehilangan momentum. Jangan saling menunggu antara investasi terlebih dahulu atau pembangunan terlebih dahulu," ujar Budi setelah meninjau Pelabuhan Tanjung Api-api seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 27 Agustus 2017.
Budi menuturkan kawasan Pelabuhan Tanjung Api-api memiliki beberapa persoalan. "Seperti kedalaman kolam yang dangkal, rata-rata 4-5 meter tergantung pasang-surut air, sedimentasi di sekitar dermaga, dan jalan akses yang belum beraspal," ujarnya.
Menurut Budi, terdapat dua solusi alternatif yang dapat diambil dalam pengembangan kawasan Pelabuhan Tanjung Api-api. Alternatif pertama adalah dilakukan pengerukan hingga dermaga memiliki kedalaman maksimal minus 10 meter low water spring (LWS).
Alternatif kedua adalah membangun pelabuhan baru untuk menggantikan Pelabuhan Tanjung Api-api. "Harus berani melakukan pembangunan pelabuhan di Terminal Tanjung Carat yang lokasinya berada 15 kilometer dari Pelabuhan Tanjung Api-api," tutur Budi.
Dalam satu bulan ke depan, Budi meminta Pelindo II melakukan studi kelayakan (feasibility study) untuk pengembangan Pelabuhan Tanjung Api-api. "Dan melaporkannya paling lambat dua bulan ke depan. Saya menunjuk Direktur Kepelabuhanan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut sebagai peninjau."
Saat ini, Pelabuhan Tanjung Api-api dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Palembang. Rencananya, pelabuhan tersebut akan melayani kapal-kapal dengan komoditas batu bara. Targetnya, Pelabuhan Tanjung Api-api dapat beroperasi pada 2017.
ANGELINA ANJAR SAWITRI