TEMPO.CO, Nusa Dua - Kepala Task Force Annual Meeting IMF-World Bank 2018, Peter Jacobs, mengatakan tim sedang menghitung perputaran uang yang akan terjadi selama pertemuan pada 9-14 Oktober tahun depan.
"Lagi dihitung karena dampaknya tak hanya ke hotel. Agak susah sebut angka," kata Peter Jacobs pada saat ditemui di Hotel Laguna, Nusa Dua, Bali, Kamis, 24 Agustus 2017.
Peter menuturkan, perputaran uang yang terjadi selama pertemuan tersebut tentu tak hanya di hotel. Tapi juga di bidang lain, seperti souvenir, belanja oleh-oleh, dan lain sebagainya. Sudah banyak lembaga-lembaga keuangan memesan kamar hotel di Bali.
Annual Meeting IMF-World Bank adalah pertemuan rutin tahunan yang akan dihadiri para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari 189 negara. Rencananya, sekitar 15 ribu orang hadir. Ada 2 ribu sesi rapat yang terdiri 1.200 sesi pada pertemuan IMF dan 600-800 sesi pada pertemuan World Bank. Sedangkan pertemuan para CEO lembaga keuangan akan dilakukan di luar forum resmi.
Dalam acara CEO, Peter meneruskan, mereka akan mengundang para menteri keuangan dan para gubernur bank sentral. Maka Panitia acara IMF-World Bank menyiapkan semacam kantor bagi para tamu supaya bisa mengadakan pertemuan-pertemuan.
Peter menjelaskan, anggaran acara disiapkan sebesar Rp 800 miliar yang akan ditanggung oleh Kementerian Keuangan RI melalui APBN dan Bank Indonesia. Dia memastikan uang itu tidak akan dihabiskan dengan sia-sia sebab dana itu akan kembali ke masyarakat, antara lain pengusaha hotel dan cenderamata, berupa transaksi selama acara berlangsung. "Akan diserap masyarakat."
Peter memastikan, setiap barang yang akan digunakan di dalam kegiatan Annual Meeting IMF-World Bank 2018 diutamakan produk-produk dalam negeri. "Bahkan mobil yang kami sewa juga yang memiliki local content," tuturnya.
DIKO OKTARA