TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Padjaitan menjelaskan latar belakang Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Arcipelagic and Island States (KTT AIS) atau AIS Forum 2023. Gelaran itu akan dilaksanakan di Bali pada 11 Oktober 2023 mendatang.
Menurut Luhut, Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia dengan kekayaan luar biasa. Namun, kata dia, Indonesia belum mendapatkan pengakuan dari negara lain soal itu. Sehingga perlu digelar AIS Forum di Indonesia.
“Ekonomi kita makin baik. Kemudian terpikir kenapa kita enggak bikin forum negara kepulauan, banyak yang bisa diperbincangkan. Kita akan sharing banyak pengalaman kita sekarang. Jadi bagaimana success story (cerita sukses) yang dihadapi Indonesia,” ujar dia dalam konferensi pers Road to AIS Forum 2023 yang digelar virtual pada Senin, 25 September 2023.
Misalnya, Luhut mencontohkan, sukses dalam menghadapi krisis Covid-19, masalah iklim, dan masalah lainnya. Termasuk mengenai replanting mangrove (penanaman kembali hutan bakau), coral reef (terumbu karang), juga mengenai teknologi informasi di mana anak Indonesia bisa membuat platform-platform yang bermanfaat untuk digunakan.
Selain itu, negara-negara Kepulauan Pasifik misalnya, dia berujar banyak sekali yang jumlah penduduknya hanya sekitar 20-100 ribu. Yang kalau permukaan air naik karena 1,5 derajat temperatur naik, pulaunya bisa hilang. Hal itu bisa menjadi pembicaraan dalam AIS Forum.
Sebelumnya sekitar 6 tahun lalu, Indonesia juga menggelar AIS Forum di Manado, Sulawesi Utara. Saat ini, Luhut bercerita, saat itu baru mengetahui ternyata jumlah negara kepulauan cukup banyak, hingga 46 negara.
“Sehingga kita undang sekarang, ini dari 46 negara itu paling tidak 10 kepala negara sudah mau hadir, sampai hari ini ya. Mungkin beberapa hari lagi akan tambah lagi,” ucap Luhut.
Pilihan editor: Luhut: RI Bakal Tawarkan Bantuan USD 10-50 Juta ke Negara Kecil di AIS Forum 2023