TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Pengawas dan Persaingan Usaha (KPPU) Syarkawi Rauf mengatakan, dalam lima tahun terakhir, pihaknya telah melakukan penelitian terhadap industri perberasan di Indonesia.
Hasil temuan itu menunjukkan, industri beras Indonesia memiliki rantai distribusi yang panjang, yakni petani menjual ke pengepul, pengepul dijual ke penggilingan, dan dari penggilingan dijual ke pedagang. Tak sampai di situ, dari pedagang, beras masih dijual ke agen, dari agen dijual ke retailer, baru akhirnya beras sampai ke konsumen terakhir atau end user.
"Bagi kami di KPPU, kami akan masuk melakukan penelitian terkait adanya penyalahgunaan posisi di pasar," tutur Syarkawi Rauf di kantor KPPU, Jakarta Pusat, Selasa, 25 Juli 2017.
Simak: KPPU Klaim Tarif Batas Bawah Data Telekomunikasi Tak Perlu Lagi
Menurut Syarkawi, merujuk dari data Badan Pusat Statistik (BPS) maupun Kementerian Pertanian, harga beras Rp 3.700 per kilogram. Adapun secara nasional, beras dijual ke end user sebesar Rp 10.500. Belum lagi melihat per perusahaan, ada yang menjualnya seharga Rp 20.400 per kg untuk beras premium, ada yang menjual Rp 13.700 per kg untuk beras medium.
"Kemudian apakah ada praktik kecurangan dalam menentukan biaya produksi yang menyebabkan persaingan usaha tidak sehat, ini menjadi fokus kami. Untuk sementara kami masih mendalami proses ini," kata Syarkawi.
Ia menambahkan, jika masing-masing rantai distribusi terdapat marjin, tinggal harga di end user pasti lebih tinggi. Syarkawi juga menyebut bahwa di level pedagang besar maupun penggilingan, pasar relatif terkonsentrasi hanya pada beberapa pemain besar. Hal inilah yang membuat marjin di tengah-tengah menjadi lebih tinggi. Hal ini yang pada ujungnya menyebabkan gap antara harga di tingkat petani dan harga di tingkat konsumen menjadi lebih besar.
"Kalau ada gap harga lebih dari Rp 3.500 yang dinikmati dalam bentuk profit margin orang-orang yang ada di tengah maupun dalam bentuk cost. Gap itu bisa disebabkan karena rantai distribusi yang panjang atau disebabkan profit margin terlalu tinggi oleh orang-orang di tengah ini. Kami akan meneliti ini," kata Ketua KPPU.
DESTRIANITA