TEMPO.CO, Yogyakarta - Para peneliti kelapa sawit dari berbagai perguruan tinggi sepakat hasil riset mereka menjadi acuan perkembangan sawit di Indonesia. Mulai dari bibit, penanaman, pemupukan, panen, pengolahan hasil panen hingga masalah sosial.
Menurut Ketua Umum Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (Maksi) Darmono Taniwiryono, kelapa sawit terbukti mampu memberi kontribusi besar dalam perekonomian. Minyak kelapa sawit di Indonesia melimpah, hasilnya 10 kali lebih besar dari minyak jagung atau minyak kedelai.
"Kalau kelapa sawit bisa mengasilkan 10 ton per hektar per tahun, kalau jagung atau kedelai hanya satu ton," kata Darmono di Yogyakarta, Sabtu, 13 Mei 2917.
Darmono mengatakan, potensi kelapa sawit masih bisa dikembangkan lagi. Salah satunya dengan memaksimalkan riset dan basis data. Perusahaan kelapa sawit diharapkan bisa menyisihkan sebesar 2, 5 persen dari pendapatqn mereka untuk riset. Di Indonesia sedikitnya ada 500 an peneliti sawit dari berbagai perguruan tinggi. Seperti UGM, ITB, IPB, UI, Instiper dan universitas lain baik negeri maupun swasta di seouruh Indonesia.
Menurut dia, saat ini periset yang menjadi anggota Maksi sebanyak 500-an orang. Mereka berasal dari berbagai latar belakang keilmuan dan perguruan tinggi, seperti UGM, IPB, Instiper, dan lain-lain. Materi penelitian beragam, mulai dari isu-isu yang berhubungan dengan teknologi pengelohan sawit, ekonomi, sosial, hukum, lingkungan, tenaga kerja, kesehatan, dan lainnya.
Darmono yang kelahiran Kulon Progo ini tidak menampik adanya isu negatif kelapa sawit. Salah satunya adalah pembakaran hutan. Diakui itu ada, tetapi jika dibandinhkan dengan pembakaran hutan lain untuk keperluan selain sawit tidak signifikan.
Penelitian dari para periset ini penting. Karena semua permasalahan sawit diteliti. Hasil penelitian digunakan sebagai acuan aksi dan produksi.
Darmono menambahkan, hasil riset para peneliti sawit dimasukkan dalam data base para peneliti. Tujuannya untuk pembelajaran mahasiswa dan dosen serta supaya tidak diulang penelitian yang sudah dilakukan. "Kami bangun pusat data tentang perkelapasawitan," kata Darmono.
Ia menerangkan, basis data kelapa sawit secara nasional, industri kelapa sawit juga akan semakin maju sehingga dapat menopang pembangunan bangsa. Hingga saat ini, petani atau tenaga kerja yang terlibat dalam kelapa sawit lebih dari 10 juta. Asumsinya dari luas lahan kelapa sawit di Indonesia sekitar 12 juta hektar, 42 persen di antaranya merupakan kebun rakyat.
Peneliti sawit dari Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Arief Akbar menyatakan, data base penelitian kelapa sawit sangat penting. Hasil penelitian itu menjadi acuan perusahaan, dosen, mahasiswa dan petani sawit. "Kami mulai dari Yogyakarta sebagai kota pelajar dan penelitian, kami sepakat membuat data base riset kelapa sawit," kata dia.
MUH SYAIFULLAH