TEMPO.CO, Palu – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menargetkan populasi ternak sapi di daerah itu pada akhir Desember 2017 bisa mencapai 45.745 ekor.
Kepala Bidang Peternakan Sulawesi Tengah Sitti Wahdaniah di Palu, Senin, 8 Mei 2017, mengatakan target populasi terbesar diharapkan dari Kabupaten Banggai dan Donggala.
Dua kabupaten itu, kata dia, selama ini merupakan daerah penghasil ternak sapi terbesar di Provinsi Sulawesi Tengah.
Di Kabupaten Banggai, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menargetkan populasi bisa mencapai 111.082 ekor dan Kabupaten Donggala sebanyak 57.713 ekor.
Selain itu, Kabupaten Sigi ditargetkan 43.927 ekor, Parigi Moutong 41.355 ekor, Tojo Unauna 39.082 ekor, Morowali Utara 33.578 ekor, Poso 26.886 ekor, Buol 24.458 ekor, Banggai Kepulauan 22.205 ekor, Tolitoli 21.832 ekor, Kota Palu 13.360 ekor, Morowali 9.930 ekor, dan Banggai Laut 5.337 ekor.
Dengan sejumlah program yang dilakukan Dinas Peternakan dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Tengah bersama pemkab dan pemkot di tiap daerah, Sitti optimistis target tersebut bisa terealisasi 100 persen.
Bahkan tidak tertutup kemungkinan melebihi target yang ditetapkan pemerintah daerah.
”Kami terus berupaya mencapai target yang dimaksudkan dengan gencar melaksanakan kegiatan inseminasi buatan (IB) dan kawin alam,” katanya.
Sulteng, kata Sitti, selama ini untuk konsumsi daging oleh masyarakat di daerah itu sudah bisa memenuhi sendiri dari hasil produksi para petani lokal.
Guna menjaga ketersediaan ternak sapi potong di Sulteng, pemerintah antara lain melarang antarpulau ternak sapi betina.
Menjawab pertanyaan, Sitti menjamin kebutuhan Ramadan dan hari raya Lebaran tidak ada masalah karena stok sapi potong di Sulawesi Tengah cukup memadai.
Harga daging sapi di pasar-pasar tradisional di Palu saat ini rata-rata Rp 111 ribu per kilogram. Sedangkan harga daging beku di swalayan dan mal Rp 80 ribu per kilogram.
ANTARA