TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral IGN Wiratmaja Puja mengatakan, bahan bakar gas atau compressed natural gas (CNG) memiliki kualitas setara Pertamax. "Gas ini oktannya selevel dengan Pertamax, tapi harganya jauh lebih murah dari Pertamax," kata Wiratmaja di kantor Ditjen Migas, Jakarta, Selasa, 25 April 2017.
Wiratmaja menjelaskan itu terkait aturan baru dari Menteri ESDM tentang percepatan pemanfaatan bahan bakar gas untuk transportasi jalan yang tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM nomor 25 tahun 2017.
Baca: Menteri Jonan akan Wajibkan SPBU Jual Bahan Bakar Gas
Menurut Wiratmaja, Peraturan Menteri ESDM nomor 25 tahun 2017 intinya mendorong penggunaan CNG lebih massif, baik dari sisi penyediaan bahan bakarnya dan juga dari sisi harga. Di sisi lain pemerintah juga mendorong produsen mobil segera bisa memproduksi mobil berbahan bakar gas.
Wiratmaja menambahkan pemerintah menginginkan ketika dispenser gas sudah mulai marak di sejumlah tempat di Indonesia, maka produsen bisa segera memproduksi mobil yang menggunakan gas sebagai bahan bakarnya.
Kementerian ESDM akan mewajibkan kendaraan dinas yang ada di industri migas menggunakan gas sebagai bahan bakarnya. Selain itu, pihaknya juga akan bekerja sama dengan pemerintah daerah agar kendaraan dinasnya juga menggunakan gas.
Wiratmaja mengungkapkan negara yang sukses menerapkan perpindahan BBM ke BBG adalah Thailand, Iran, Pakistan, Bangladesh dan Cina. Iran, sebagai contoh, dengan SPBG sebanyak 200 kini kendaraan yang sudah menggunakan BBG sebanyak 4 juta unit.
Baca: Pertamina Keluhkan Pembangunan SPBG di SPBU
Wiratmaja berharap Kementerian Perindustrian juga segera mengeluarkan peraturan soal kendaraan beremisi rendah, sehingga ada sinergi mendorong diversifikasi BBM ke BBG. "Antara SPBG dan kendaraannya harus sinkron, yang banyak menggunakan
gas (saat ini) adalah Bajaj dan Transjakarta."
Kendaraan pribadi dan kendaraan umum juga diharapkan makin banyak yang menggunakan BBG nantinya. "Sehingga udara di kota besar seperti Jakarta menjadi lebih bersih," ucap Wiratmaja.
DIKO OKTARA