TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno mengatakan kemungkinan pencairan dana tahap awal dari Bank Pembangunan Cina (China Development Bank) untuk program kereta cepat Jakarta-Bandung sebesar US$ 1 miliar. Pencairan dana ini diharapkan akan terjadi di Mei nanti. "Kemungkinan untuk tahap awal sekitar US$ 1 miliar ya atau sekitar Rp 17 triliun," katanya saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa, 18 April 2017.
Rini menjelaskan dana tersebut akan digunakan untuk pembebasan lahan dan juga konstruksi. Pembebasan lahan sebenarnya cukup dari equity anggota konsorsium, namun karena equity disepakati terbagi dalam tiga tahap maka tetap akan ada pencairan dana dari CDB.
Baca Juga: Cina Talangi Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Menteri BUMN mengungkapkan Peraturan Pemerintah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional sebagai persyaratan pencairan dana dari CDB, tinggal diberikan nomor oleh Kementerian Hukum dan HAM. "Pak (Yasonna) Laoly sudah tanda tangan setahu saya," ucap Rini.
Menurut Rini, sebenarnya baik kontraktor asal Cina ataupun PT Wijaya Karya sudah bisa memulai pembangunan, tanpa ada dana dari CDB. Pasalnya, sudah ada penandatanganan kesepakatan berbentuk kontrak Engineering, Procurement, and Construction.
PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) dan High Speed Railway Contractor Consortium (HSRCC) telah menandatangani kontrak EPC (Engineering, Procurement, and Construction) untuk kereta cepat Jakarta-Bandung pada Selasa, 4 April 2017 di
Gedung WIKA, Jakarta Timur.
Sebelumnya Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia Cina Hanggoro Budi Wiryawan mengatakan pembahasan soal pencairan pinjaman dari China Development Bank (CDB) masih difinalisasi. Dia enggan untuk menyampaikan hal yang lebih detail.
Baca: KCIC dan HSRCC Resmi Garap Kereta Cepat Jakarta ...
"Masih pembahasan. Kami sudah tanda tangan kontrak EPC (Engineering, Procurement, Construction), itu progresnya," kata Hanggoro di Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta, Selasa, 11 April 2017.
Hanggoro menuturkan untuk modal awal masih akan menggunakan ekuitas dari BUMN yang menjadi anggota konsorsium terlebih dahulu. Saat ini belum ada sumber pendanaan lain untuk modal awal pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.
Menurut Hanggoro pihaknya kini sedang melakukan konsolidasi persiapan pembangunan di lapangan. Salah satu tempat yang akan dibangun di tahap awal adalah di Walini, kebun milik PT Perkebunan Nusantara VIII di Bandung, Jawa Barat.
DIKO OKTARA