TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang mewaspadai kenaikan inflasi pada Mei-Juni bersamaan dengan Ramadan dan Lebaran.
Kepala KPw BI Malang Dudi Herawadi mengatakan pada Ramadan dan Lebaran biasanya terjadi peningkatan konsumsi masyarakat sehingga dikhawatirkan dapat meningkatkan harga komoditas tertentu, terutama pangan dan sandang.
BACA JUGA :
- Cadangan Devisa Indonesia Sentuh US$121,8 Miliar
- Pembiusan di Pondok Indah Mal: Dua Orang Jadi Tersangka
- Tayangan Gloria Jessica, Semifinalis Voice of Indonesia di Youtube 9,88 Juta Viewer
“Dampaknya, inflasi menjadi terkerek,” ujarnya di Malang, Jumat, 7 April 2017.
Karena itulah, kondisi tersebut perlu diantisipasi. Langkah yang bisa ditempuh, mendesak masyarakat untuk tidak terlalu meningkatkan konsumsi pada Ramadan dan Lebaran meskipun hal itu tidak mudah.
Karena itulah, dirinya akan mengundang dai untuk diberikan diseminasi mengenai inflasi. Dengan adanya pemahaman dai terhadap bahaya inflasi yang tinggi bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, maka diharapkan mereka ikut berpartisipasi menjaga agar inflasi rendah.
Partisipasi para dai itu dilakukan lewat pengajian-pengajian di komunitas mereka, baik pengajian jamiyah, masjid, maupun di kampung-kampung. “Nanti akan kami kumpulkan dai-dai,” ujarnya.
Namun yang menggembirakan, kata dia, dari sisi pasokan bahan kebutuhan makanan yang biasanya menyumbang inflasi tertinggi, pada Mei-Juni diperkirakan aman. Pasokannya mencukupi, bahkan bisa dikatakan berlimpah karena beberapa komoditas memasuki panen raya.
Seperti cabai rawit, yang dalam beberapa bulan terakhir, sempat menjadi pendorong utama inflasi di Kota Malang, pasokannya sudah banyak sehingga harganya pun turun.
Turunnya beberapa komoditas pangan utama menjadikan Kota Malang pada Maret 2017, kata dia, mengalami deflasi, 0,09 persen. “Selamat tinggal harga cabai rawit yang tinggi,” ucapnya setengah berseloroh.
Hal yang juga menggembirakan, pemerintah telah menetapkan beberapa harga kebutuhan pokok berupa harga eceran tertinggi, yakni gula Rp 12.500/kg, minyak goreng curah Rp 11.000/liter, dan daging beku impor Rp 80.000/kg.
“Mudah-mudahan di lapangan benar-benar bisa dilaksanakan sehingga harga ke tiga komoditas betul-betul terjaga stabil,” ujarnya.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey memastikan semua anggotanya akan mematuhi kesepakatan antara asosiasi dengan Kementerian Perdagangan mengenai harga eceran tertinggi tiga komoditas tersebut.
“Ini merupakan kombinasi yang bagus karena masyarakat yang diuntungkan dengan pola perdagangan seperti ini,” katanya dalam keterangan resminya, Jumat, 7 April 2017.
Seperti diketahui, Kota Malang mengalami deflasi 0,09 persen pada Maret 2017 yang dipicu a.l turunnya harga cabai rawit.
Dari tujuh kelompok pengeluaran, lima kelompok mengalami inflasi dan dua kelompok mengalami deflasi. Deflasi terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,43 persen dan kelompok sandang sebesar 0,03 persen.
Sepuluh komoditas terbesar yang mengalami penurunan harga pada Maret 2017 adalah cabai rawit, daging ayam ras, cabai merah, telur ayam ras, tarif pulsa ponsel, tomat sayur, bawang putih, beras, tongkol pindang, dan kulkas/lemari es.