Setelah penandatanganan HoA, Pertamina dan Saudi Aramco melaksanakan site preparation dan basic engineering design. Apabila front end engineering design (FEED) dapat tuntas pada 2017 ini, maka rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC) bisa dimulai pada 2018. Dengan begitu upgrading unit kilang IV Cilacap akan tuntas dan beroperasi pada akhir 2021.
Baca : Aramco akan Catatkan IPO Terbesar di Dunia, Ini Rinciannya
Batalnya keterlibatan Aramco di kilang Balongan dan Dumai diumumkan pada akhir Januari 2017. Pertamina akhirnya memutuskan membangun dua kilang itu secara mandiri karena Aramco membatalkan kerjasamanya.
Komitmen kelanjutan kerja sama Pertamina dengan Saudi Aramco kembali ditegaskan dalam hasil pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Raja Salman bin Abdul Aziz Al Saud di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu 1 Maret 2017. Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengatakan pemerintah Indonesia dan Arab Saudi berkomitmen mewujudkan kerja sama di sektor migas senilai US$ 6 miliar.
Kerja sama itu dilakukan melalui Pertamia dan Saudi Aramco. "Kami mendorong pembentukan joint venture dan basic engeineering design dapat segera dilakukan," katanya.
Baca : Freeport: Bisnis di Indonesia Tak Akan Kembali Normal
Menurut Retno, kesepakatan antara Pertamina dengan Aramco akan segera bergulir tahun ini. Sedangkan kerja sama di sektor lainnya agar berjalan secara bertahap. Selain soal RDMP Cilacap, rupanya ada pembahasan untuk proyek energi lainnya. Beberapa proyek yang ditawarkan Indonesia ialah RDMP Dumai, Balongan, dan Bontang. Lalu pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mulut tambang di Jambi, pembangunan infrastruktur, seperti jalan, sumber daya air, sanitasi, serta perumahan.