TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan akan terjadi perbaikan harga komoditas andalan ekspor Indonesia tahun ini. Menurut dia, harga komoditas yang tadinya diperkirakan naik sebesar 7,2 persen diprediksi akan meningkat hingga 10,2 persen.
"Itu berdasarkan future market. Kami kan setiap bulan melihat future market. Itu per Februari 2017. Ini merupakan optimisme kami terkait dengan perbaikan harga komoditas," kata Agus saat ditemui seusai Rapat Dewan Gubernur di Kompleks BI, Jakarta, Kamis, 16 Februari 2017.
Baca: Desember 2016, Rasio Kecukupan Modal Perbankan 22,7 Persen
Menurut Agus, perbaikan harga komoditas merupakan hal positif. Bagi eksportir, kenaikan harga komoditas merupakan sebuah kesempatan. "Ini juga menciptakan demand terhadap kredit yang lebih baik. Kalau demand membaik, akan memungkinkan penyesuaian suku bunga yang lebih baik," tuturnya.
Sepanjang 2016, Agus berujar, suku bunga kredit turun 79 basis poin. Angka tersebut lebih kecil dibanding penurunan suku bunga deposito yang mencapai 122 basis poin. "Kami mencatat suku bunga kredit belum terlalu turun di Januari. Untuk deposito, sudah turun 6 basis poin di Januari," ujarnya.
Baca: Nusa Tenggara Timur Bakal Kembangkan Garam Industri
Berdasarkan jenisnya, bunga kredit modal kerja pada 2016 turun 110 basis poin, kredit investasi turun 91 basis poin, dan kredit konsumsi turun 29 basis poin. "Kami harapkan ada penyesuaian suku bunga pada 2017 sehingga pertumbuhan kredit berada di kisaran 10-12 persen," katanya.
ANGELINA ANJAR SAWITRI