TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Hukum, Organisasi, dan Humas Badan Standardisasi Nasional (BSN) Budi Rahardjo mengatakan lembaganya akan menggenjot penerapan standardisasi bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) tahun ini. “Targetnya 90 usaha kecil dan menengah tahun ini memperoleh standar nasional Indonesia,” kata Budi dalam keterangan tertulis, Minggu, 29 Januari 2017.
Budi mengungkapkan, saat ini BSN tengah mendorong UKM agar lebih inovatif dan mengedepankan produksi barang yang berkualitas dan aman. Adapun salah satu UKM yang telah mengantongi SNI akan dipamerkan dalam rakernas Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi di Graha Sabha Pramana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Senin, 30 Januari 2017.
Salah satu produk yang akan dipamerkan adalah mesin laundry buatan dalam negeri. Pemilik CV Harimukti Teknik, Ashari, yang merupakan penggagas mesin laundry buatan dalam negeri, itu menyatakan produknya secara harga lebih murah dibandingkan dengan produk yang berasal dari luar negeri.
“Karena bahan dan pengerjaan dari dalam negeri, harganya bisa 30 persen lebih murah dibandingkan dengan produk impor,” kata Ashari.
Mesin laundry tersebut telah mengantongi dua sertifikat SNI untuk kategori peranti listrik rumah tangga dan persyaratan mesin pengering guling. Selain itu, produk yang berbasis di Bantul tersebut telah mengantongi standar keamanan ISO.
Kepala BSN Bambang Prasetya menyatakan sektor elektronika dipandang paling siap dibanding sektor-sektor prioritas lain dalam kerja sama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Saat ini, negara-negara ASEAN telah menandatangani 129 harmonized standards untuk bidang kelistrikan dan elektronika.
“Secara umum, harmonisasi SNI dengan Asean harmonized standards mencapai 90 persen,” kata Bambang.
Bambang menambahkan, sertifikat SNI saat ini telah memperoleh pengakuan internasional. Hal itu, menurut dia, didapatkan melalui pengakuan yang diperoleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dalam hal uji laboratorium dan sertifikasi.