TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Provinsi Bali melakukan branding sapi Bali sebagai penghasil daging sapi premium (Bali beef). Program ini bertujuan meningkatkan nilai tambah produk sekaligus meningkatkan pendapatan peternak.
“Program ini akan dikembangkan mulai 2017 untuk meningkatkan nilai jual sapi Bali,” ujar Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita dalam keterangan tertulis, Selasa, 3 Januari 2017.
Ketut menjelaskan, program Bali beef ini diharapkan dapat membangkitkan gairah peternak dalam menjalankan usahanya. Sapi Bali merupakan salah satu plasma nutfah atau sumber daya genetik hewan (SDGH) yang menjadi kebanggaan Indonesia dan menjadi ikon sapi nasional.
Baca: Daging Sapi dan Permasalahannya
Berdasarkan data statistik peternakan, populasi sapi Bali di sana berjumlah 553.582 ekor. Sapi Bali juga dikenal sebagai rumpun ternak asli Indonesia dan memiliki kemampuan produksi serta reproduksi yang baik dan adaptif.
“Dengan program ini, sapi Bali tidak lagi dijual dalam bentuk lemak hidup yang harganya lebih murah, tapi yang dijual harus dalam bentuk daging sapi Bali yang harganya lebih mahal dan beternaknya dengan konsep bisnis,” ujarnya.
Baca: Kementan Pakai Cara Ini untuk Tekan Harga Daging
Ketut mengatakan sapi Bali menjadi tumpuan harapan di masa mendatang karena mudah dikembangbiakkan dan mempunyai kualitas daging yang baik. Daging sapi Bali memiliki beberapa kelebihan, di antaranya pola pemeliharaan sapi yang dilakukan secara ekstensif dan sepenuhnya mengandalkan pakan sapi hijauan tanpa ada perawatan (treatment) hormonal yang dilakukan.
“Sapi Bali menghasilkan daging yang dapat disetarakan dengan daging organik. Bila dianalogikan, mendekati kualitas dan rasa ayam kampung atau lokal,” ucapnya.
Daging sapi Bali juga disebut memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi daging premium produksi daging lokal Indonesia, sehingga daging sapi Bali dapat mengisi pasar hotel, restoran, dan katering khusus yang dapat dikonsumsi masyarakat kelas menengah ke atas. “Bali beef dalam pemotongannya harus dipilah sesuai dengan pembagian jenis potongan daging,” ujar Ketut.
Baca: Ini Prospek Pasar Kendaraan Niaga pada 2017
Adapun Gubernur Bali I Made Mangku Pastika meminta Kementerian Pertanian dapat mengimplementasikan program Bali beef ini. Dia berharap ikon sapi Bali dapat terbangun dengan harga jual yang lebih mahal mendekati daging sapi wagyu, Jepang. “Saya mau peternak untung dan bergairah,” katanya.
Made Mangku berjanji mengundang investor khusus yang berminat dan jika dibutuhkan dapat menyiapkan regulasi yang mendukung pemasaran daging sapi Bali.
GHOIDA RAHMAH