TEMPO.CO, Jakarta - Meningkatnya risiko pasar emerging market yang dikhawatirkan membuat arus dana keluar akan mempengaruhi perdagangan saham di akhir pekan ini.
Menurut analis ekonomi dari First Asia Capital David Sutyanto, hal itu karena arus dana asing akan menekan mata uang. Meski demikian saham sektor energi atau saham yang terkait dengan sektor tersebut masih berpeluang menguat.
David memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG pada perdagangan akhir pekan ini bergerak bervariasi namun rawan koreksi. "Akibat aksi ambil untung setelah penguatan tiga hari perdagangan sebelumnya," kata David Sutyanto dalam pesan tertulisnya, Jumat, 2 Desember 2016.
"IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 5.150 dan resisten di 5.210 rawan koreksi."
Sementara tadi malam pasar saham global bergeral bervariasi di tengah penguatan lanjutan harga minyak mentah. Indeks DJIA di Wall Street berhasil melanjutkan penguatannya naik 0,36 persen di 19.191,93 terutama ditopang saham sektor energi.
Sedangkan indeks S&P dan Nasdaq masing-masing koreksi 0,36 persen dan 1,36 persen di 2.191,08 dan 5.251,11 akibat koreksi saham teknologi terutama saham Apple. Meski harga minyak mentah tadi malam di AS melanjutkan penguatannya naik 3,3 persen di US$ 51,06 per barel.
Adapun untuk IHSG kemarin melanjutkan penguatan untuk tiga sesi perdagangan berturut-turut. IHSG tutup di 5.198,755 atau menguat 49,84 poin (0,97 persen).
Menurut David, penguatan IHSG terutama ditopang sentimen eksternal menyusul lonjakan harga minyak mentah dunia hingga mendekati level US$ 50 per barel kemarin. "Setelah OPEC menyepakati pemangkasan produksi 1,2 juta barel per hari dari level produksi 33,6 juta barel per hari saat ini," ucapnya.
Selain kenaikan harga minyak mentah, sentimen pasar turut digerakkan dengan data aktivitas manufaktur Cina November 2016 yang kembali mengindikasikan pertumbuhan. Indeks Manufacturing PMI Cina naik ke 51,7 di atas perkiraan 51,0 dan bulan sebelumnya 51,2.
Pertumbuhan aktivitas manufaktur Cina memberikan sentimen positif terhadap pergerakan harga komoditas logam yang mendorong rebound saham pertambangan logam.
Meski demikian, penguatan IHSG kemarin dibayangi dengan masih derasnya arus dana asing yang keluar dan pelemahan rupiah terhadap dolar AS yang berada di Rp 13.582.
DESTRIANITA