TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengimbau masyarakat untuk beralih menggunakan elpiji 5,5 kilogram agar ketersediaan elpiji bersubsidi 3 kilogram cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kurang mampu di daerah tersebut.
"Kami berharap masyarakat yang bukan penerima elpiji subsidi beralih menggunakan elpiji nonsubsidi," kata Kepala Disperindag Kepulauan Bangka Belitung Yuliswan di Pangkalpinang, Kamis, 10 November 2016.
Dia menjelaskan bahwa saat ini PT Pertamina telah meluncurkan dan mendistribusikan 4.850 tabung elpiji nonsubsidi ukuran 5,5 kilogram, sebagai upaya mencegah kelangkaan dan menekan harga gas elpiji subsidi di masyarakat yang berkisar Rp20-25 ribu atau lebih tinggi dibandingkan dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan, yakni Rp 16 ribu per tabung.
"Selama ini penyaluran gas elpiji bersubsidi ini masih banyak yang tidak sasaran, sehingga ketersediaan gas murah itu kurang dan masyarakat penerima subsidi sulit mendapatkan gas tersebut," katanya.
Dia meminta pedagang pengecer tidak lagi menjual elpiji bersubsidi itu. "Dalam waktu dekat, kami akan menertibkan pedagang pengecer yang masih menjual elpiji 3 kilogram untuk memberlakukan HET elpiji di masyarakat," ujarnya.
Dia mengakui sulit untuk memberlakukan HET gas bersubsidi, karena banyaknya pedagang bahan kebutuhan pokok yang menjual gas ukuran 3 kilogram ini.
"Selama ini elpiji subsidi ini dijual secara bebas dengan harga yang bervariasi, sehingga penerima subsidi terpaksa membeli gas di atas HET yang ditetapkan dan ini jelas merugikan penerima subsidi pemerintah," ujarnya.