TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank BRI Syariah menerbitkan sukuk mudharabah subordinasi I dengan jumlah dana sebanyak-banyaknya Rp 1 triliun. Dari aksi penerbitan itu, BRI Syariah menargetkan rasio kecukupan modal (CAR) perseroan bisa meningkat hingga 21 persen, dari saat ini sebesar 14,3 persen.
"Kita gunakan ini untuk menambah modal dan menyalurkannya ke pembiayaan," ujar Direktur Operasional BRI Syariah Wildan di kantornya di Jakarta, Rabu, 12 Oktober 2016.
Wildan mengatakan penguatan struktur permodalan juga akan menggenjot penyaluran pembiayaan BRI Syariah. Hingga September lalu, BRI Syariah telah mengucurkan pembiayaan sebesar Rp 17,7 triliun. Hingga akhir tahun, BRI diharapkan dapat menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 18,8 triliun.
Adapun dalam penerbitan itu, pendapatan bagi hasil yang diterima oleh pemegang sukuk berkisar 9,5-10,25 persen per tahun. Dalam proses penawaran umum sukuk ini, BRI Syariah dibantu oleh PT Bahana Securities dan PT Indopremier Securities selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek.
Direktur Utama BRI Syariah Moch. Hadi Santoso mengatakan sukuk kali ini menyasar investor domestik. Salah satunya disebabkan oleh ukuran sukuk yang ditawarkan tidak cukup besar. "Kami sudah melakukan sejumlah identifikasi potensial investor," ucapnya.
Periode book-building atas sukuk mudharabah tersebut akan dilakukan selama periode 12-26 Oktober 2016, dengan estimasi tanggal efektif 8 November 2016. Rencana penawaran umum dilakukan pada 10-11 November 2016. Selanjutnya, pendistribusian akan dilakukan pada 17 November 2016 atau bertepatan dengan ulang tahun BRI Syariah yang kedelapan.
GHOIDA RAHMAH