TEMPO.CO, Surabaya - Pengguna jasa kapal program Tol Laut yang dioperasikan PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) mengalami peningkatan. Bahkan, perusahaan pelat merah itu tak bisa mengangkut semua barang yang akan dikirimkan. "Kapal tol laut kami selalu over, sampai kami menolak permintaan," kata Kepala Kantor Cabang PT Pelni Surabaya Presda Simangasing saat ditemui Tempo, Jumat, 16 September 2016.
Pelni cabang Surabaya mengoperasikan tiga kapal Tol Laut yang berbasis di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Antara lain, trayek T-1 dari Tanjung Perak-Wanci-Namlea-Fakfak-Kaimana-Timika PP yang dilayani KM Freedom. Trayek T-2 Tanjung Perak-Kalabahi-Moa-Saumlaki-Dobo-Merauke PP dengan KM. Mentari Perdana. Trayek T-3 Tanjung Perak-Larantuka-Lewoleba-Rote-Sabu-Waingapu PP dengan KM Caraka Jaya Niaga III-22.
Namun ketika bertolak dari Kawasan Timur Indonesia menuju Jawa, tiga kapal Tol Laut itu membawa sedikit sekali komoditas. Returned cargo tersebut memang memuat beberapa beberapa jenis komoditas, seperti kopra dan garam dari Larantuka, kayu olahan, ikan segar dari Dobo, maupun besi tua. "Tapi hanya muat antara 10-15 persen," kata dia.
Hal ini berbanding terbalik dengan jumlah komoditas yang diangkut dari Tanjung Perak, Surabaya. Dari Jawa, tiga kapal kontainer berkapasitas antara 115-180 TEUs itu penuh berisi sembako, bahan makanan jadi, dan bahan-bahan bangunan.
Presda mengakui, pada satu bulan pertama kapal Tol Laut sepi peminat. Load factor rata-rata berkisar 40 persen saja. "Sekarang setiap berangkag, kapal kami selalu penuh."
Harga yang lebih murah menjadi daya tarik tersendiri. Karena pemerintah mensubsidi ongkos angkut, kapal Tol Laut jauh lebih terjangkau. "Dari Surabaya ke Timika harganya hanya Rp 6 juta per kontainer. Bandingkan dengan kapal swasta yang bisa mencapai Rp 20-25 juta," tuturnya.
Sebagai operator angkutan milik pemerintah, Pelni mendukung penuh program Tol Laut Jokowi. Termasuk rencana revisi perubahan trayek maupun penambahan keterlibatan perusahaan swasta ke depannya. "Intinya kami mendukung program-program pemerintah, baik Tol Laut dan perintis. Soal keterlibatan swasta, kami ngikut pemerintah," ujar Presda.
Program Tol Laut diresmikan Presiden Joko Widodo pada 4 November 2015. Pemerintah menugaskan PT Pelni melalui Perpres 106/2015 untuk menyelenggarakan angkutan laut bersubsidi dengan kapal Tol Laut. Keenam trayek yang ditetapkan pemerintah tahun 2016, meliputi Trayek T-1 untuk Tanjung Perak-Wanci-Namlea-Fakfak-Kaimana-Timika PP yang dilayani KM Freedom. Trayek T-2 Tanjung Perak-Kalabahi-Moa-Saumlaki-Dobo-Merauke PP dengan KM. Mentari Perdana. Trayek T-3 Tanjung Perak-Larantuka-Lewoleba-Rote-Sabu-Waingapu PP dengan KM Caraka Jaya Niaga III-22.
Sedangkan Trayek T-4 Tanjung Priok- Makasar-Manokwari-Wasior-Nabire-Serui-Biak PP dilayani KM Meratus Ultima. Lalu Trayek T-5 Makassar-Tahuna-Lirung-Morotai-Tobelo-Ternate-Babang-Ternate PP dilayani KM Caraka Jaya Niaga III-32. Terakhir, Trayek T-6 Tanjung Priok-Tarempa-Natuna PP KM Caraka Jaya Niaga III-4.
ARTIKA RACHMI FARMITA