TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Bintang Perbowo menjamin proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang dipegang perseroan masih akan terus berlanjut meski sempat terhenti pasca-groundbreaking awal tahun ini.
Sebagai jaminan, perseroan memastikan akan membangun lintasan pertama yang panjangnya 35 kilometer dari total panjang jalur kereta 142 kilometer. Wijaya Karya mengklaim perseroan sudah siap membangun lintasan tersebut.
Menurut Bintang, lintasan 35 kilometer pertama dibangun di sekitar jalan tol Jakarta-Cikampek. "Untuk konstruksi, sekarang kami sedang persiapan dari Kilometer 5 di pinggir tol. Kami juga sudah tetapkan batas mana saja yang bisa digunakan pembangunan sampai Kilometer 40," ujar Bintang saat ditemui di kantornya, Gedung Wijaya Karya, Jakarta, Senin, 22 Agustus 2016.
Bintang menjelaskan, lintasan 35 kilometer pertama proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung itu akan berada di sisi kiri jalan tol Jakarta-Cikampek. "Start di sebelah kiri tol Cikampek," ujarnya.
Selain mempersiapkan pembangunan, kata Bintang, Wijaya Karya juga tengah mengurus perizinan pemanfaatan lahan di wilayah Bandara Halim Perdanakusuma dari TNI Angkatan Udara. Lokasi ini rencananya akan menjadi titik awal keberangkatan proyek kereta cepat. "Kalau sudah dapat persetujuannya, kami akan buat ganti tempat dulu, seperti tukar guling," ucapnya.
Setelah itu, Bintang menambahkan, Wijaya Karya akan melakukan pembangunan di kawasan Halim Perdanakusuma. "Masih ada 40 persen lahan yang belum dapat izin," tuturnya.
Wijaya Karya mendapat Rp 17 triliun sebagai nilai kontrak kereta cepat ini. Untuk pendanaannya, Direktur Keuangan Wijaya Karya A.N.S. Kosasih mengatakan 75 persen bersumber dari pinjaman China Development Bank (CDB) dan 25 persen dari pendanaan sendiri. Dari angka 25 persen tersebut, 60 persennya dari empat BUMN dan sisanya dari mitra Wijaya Karya di Cina.
BAGUS PRASETIYO