TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) tahun ini kembali memuncaki peringkat Brandz 50 Most Valuable Indonesian Brands sebagai merek paling bernilai di Tanah Air.
Peringkat ini diumumkan oleh agensi riset global WPP dan Millward Brown. Kedua bank dinilai memiliki kesamaan, yakni mengutamakan kebutuhan konsumen lokal. Komitmen ini kemudian menjadi pendorong terlindunginya merek bank pada tahun yang sulit bagi dunia perbankan global.
Ranjana Singh, Chairwoman WPP Indonesia dan Vietnam, mengatakan berinvestasi untuk mengembangkan branding sangat penting saat ini. "Di tengah ketidakpastian, konsumen akan mencari merek yang tepercaya," ujarnya di Jakarta, Rabu, 10 Agustus 2016.
Merek-merek Indonesia pada ranking Top 50 secara meningkat sebesar 2 persen ke angka US$ 66.17 (est Rp 867,5 triliun). Peningkatan ini hampir setara dengan peningkatan Brandz Global Top 100 untuk merek-merek global paling bernilai, sebesar 3 persen di tahun lalu.
Padahal, menurut data Dana Moneter Internasional (IMF), pertumbuhan PDB Indonesia menurun selama 2015, sedangkan inflasi terus meningkat.
Meski begitu, merek-merek terkuat di Indonesia masih bisa menumbuhkan nilai mereka dengan cara meningkatkan keterhubungan mereka dengan konsumen. Sehingga kenaikan nilai merek-merek Indonesia menjadi salah satu kinerja terbaik yang muncul di pasar.
Industri perbankan tetap mendominasi Top 50 merek-merek Indonesia paling bernilai, dengan delapan merek berkontribusi sebesar 37 persen atau setara Rp 318,6 triliun dari nilai keseluruhan.
Perbankan bahkan melebihi kategori lainnya, dengan tiga merek bank berada dalam lima peringkat teratas. BCA dan BRI mampu meminimalisasi dampak dari tantangan sektor keuangan dengan berusaha menjadi mitra konsumen dalam kehidupan sehari-hari.
