TEMPO.CO, Jakarta - Presiden OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) yang juga Menteri Energi dan Industri Qatar, Mohammed Al-Sada, mengatakan, sejak pertemuan terakhir di Vienna pada 4 Desember 2015, OPEC melihat harga minyak dunia lebih berfluktuasi.
"Perkembangan harga saat ini cukup menggembirakan, khususnya jika dilihat dari sisi investasi yang diperlukan untuk keberlanjutan industri minyak dan gas bumi pada masa depan," ujar Al-Sada dalam sambutannya pada Sidang ke-169 OPEC di Vienna, Austria, kemarin.
Al-Sada menjelaskan, hal itu dapat terlihat dari harga referensi OPEC yang jatuh sedikit dari US$ 38 per barrel pada Desember 2015 menjadi di atas US$ 22 per barrel pada Januari 2016. Kemudian naik di atas US$ 40 per barrel pada April dan terus naik lebih tinggi hingga Mei.
Baca Juga: Minyak Turun Tipis Jelang Pertemuan OPEC
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, yang turut hadir dalam sidang tersebut, menyampaikan, dalam sidang ke-169 OPEC ini, Indonesia akan menjalankan peran terbaiknya untuk OPEC. "Kami akan berkontribusi terbaik dalam sidang ini untuk perkembangan OPEC ke depan," kata Sudirman.
Adapun sidang OPEC kali ini berlangsung di tengah momentum kenaikan harga minyak dunia yang telah menembus angka US$ 50 per barel. Sidang tersebut dipimpin langsung oleh Al-Sada selaku Presiden OPEC.
Simak: Harga Minyak Indonesia Naik 3,01 Dolar AS per Barel
Sidang OPEC kali ini membahas tiga tema utama, yakni permasalahan internal OPEC, strategi jangka panjang menghadapi dinamika harga minyak dan kerja sama dengan lembaga internasional dan negara-negara non-OPEC, serta pemilihan Sekretaris Jenderal OPEC periode tiga tahun ke depan (2016-2019).
Sidang kali ini juga dihadiri Gubernur Aljazair untuk OPEC, Ketua Sidang Dewan Gubernur OPEC Mohamed Hamel, dan pelaksana Sekretaris Jenderal OPEC Abdalla Salem El-Badri.
BAGUS PRASETIYO