TEMPO.CO, Jakarta - Untuk mengantisipasi potensi lonjakan harga daging sapi potong menjelang puasa dan Lebaran pada tahun ini, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumatera Utara tengah menyiapkan operasi pasar.
Kepala Bidang Bina Usaha Disnak Sumut Agus Priwal menyebutkan, saat ini ketersediaan daging sapi potong menjadi fokus utamanya. Operasi pasar akan dilakukan di dua tempat, yakni kantor Disnak Sumut dan kantor gubernur. Operasi pasar bekerja sama dengan Korpri.
Dia menyebut, kendati jumlah sapi potong di Sumut mampu memenuhi kebutuhan, stok daging sapi sangat bergantung pada kesediaan peternak sapi.
"Daging sapi menjadi fokus utama kami karena pasokannya belum dapat dipastikan. Apakah cukup menjelang puasa dan Lebaran? Kalau daging ayam dan telur, saat ini sudah surplus, bahkan sudah dipasarkan 1/3 dari produksinya ke provinsi-provinsi tetangga," tutur Agus, Kamis, 12 Mei 2016.
Dia merinci, saat ini stok sapi potong di Sumut 73.879 ekor atau setara dengan 13.746 ton, sapi perah 92 ekor, dan kerbau 20.954 ekor. Agus menjelaskan, untuk mengantisipasi lonjakan permintaan, pihaknya tidak hanya mengandalkan pasokan peternak sapi potong lokal.
Hingga akhir bulan lalu, stok sapi potong di Feed Lotter, Sumut, mencapai 19.500 ekor dari enam perusahaan, yakni PT Lembu Andalas Langkat 4.500 ekor, PT Sumber Alam Indah 1.300 ekor, PT Indofarm Sukses Makmur 2.000 ekor, PT Eldira Fauna Asahan 4.700 ekor, PT Juang Jaya Abdi Alam 5.000 ekor, dan PT Mitra Agro Mandiri Abadi 2.000 ekor.
"Untuk 1 hari, yang dipotong itu rata-rata 200 ekor sapi, dan 80 persen merupakan sapi potong impor. Sapi impor hampir seluruhnya siap dipotong. Kalau lokal, peternak banyak yang tidak mau potong. Kami tidak bisa memaksa," ucapnya.
Agus juga khawatir banyak peternak yang akan menjual sapi ke provinsi tetangga dengan harga lebih tinggi.
"Ternak impor dan lokal banyak yang 'lari' ke Aceh. Memang di sana harga kan paling tinggi. Kalau pedagang berpikir cari pasar yang harga lebih mahal," ucap Agus.
Untuk pengawasan peredaran daging, Disnak Sumut telah bekerja sama dengan beberapa pemerintah kabupaten atau pemerintah kota, seperti Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Medan, Sibolga, dan Padang Sidempuan.