TEMPO.CO, Lhokseumawe - Induk perusahaan pupuk milik negara, PT Pupuk Indonesia (Persero), akan mengoperasikan kembali dua pabrik pupuk di Aceh. Dua pabrik itu adalah PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) 2 dan PT ASEAN Aceh Fertilizer (AAF).
“Presiden meminta PT Pupuk Indonesia menghidupkan kembali PIM 2 dan PT ASEAN, akhir tahun ini,” kata Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum Pupuk Indonesia, Husni Safrizal, di Lhokseumawe, Rabu, 13 April 2016.
Pabrik AAF, yang berlokasi di Kreung Geukuh, Aceh Utara, terancam menjadi besi tua. Kilang yang ide pembangunannya dicetuskan pada 1979 sebagai wujud kerja sama ekonomi negara-negara ASEAN ini mulai dibangun pada 1981 dengan kapasitas 627 ribu ton per tahun. Produksi pertamanya, urea, dihasilkan pada 1984 untuk diekspor. Tapi, tidak adanya pasokan gas membuat produksi pabrik terhenti sejak 2003. AAF kini menjadi aset PT PIM.
Husni menjelaskan, kegiatan operasional PIM juga dihentikan karena tak ada pasokan gas. PIM baru akan mendapatkannya dari PT Pertamina (Persero) untuk lima tahun ke depan. “Dengan itulah operasi PIM 1 dan PIM 2 akan aman.”
Pabrik AAF direncanakan memproduksi pupuk NPK. Tapi, karena terlalu lama tak beroperasi, dibutuhkan waktu untuk memperbaiki bangunan, mesin, dan peralatan pabrik. “Kalau mulai perbaikan akhir tahun ini, kemungkinan besar bisa aktif tahun 2020,” ucap Husni.
Baca Juga:
IMRAN MA