TEMPO.CO, Jakarta - Analis dari First Asia Capital, David Sutyanto, memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) bakal bergerak bervariasi di sepanjang hari ini. “Berpeluang koreksi lanjutan menyusul minimnya insentif positif di pasar. IHSG akan bergerak di support 4.780 dan resistan di 4.850," ujarnya, Senin, 28 Maret 2016.
Indeks dibuka di level 4.809 pada perdagangan hari ini. Level ini melemah dari level 4.827 dalam penutupan kemarin atau turun 23 poin (0,48 persen). Penurunan indeks ini terjadi seiring dengan melemahnya nilai tukar rupiah 1,55 persen dalam sepekan terakhir.
David mengungkapkan, selama sepekan, IHSG melemah 1,2 persen setelah pekan sebelumnya menguat 1,49 persen. Koreksi IHSG sepekan kemarin terimbas koreksi di Emerging Market, yang tecermin dari indeks The MSCI Emerging Market sepekan lalu yang turun 1,6 persen. Koreksi ini terutama dipicu koreksi harga sejumlah komoditas energi dan tambang setelah dolar AS menguat menyusul positifnya data ekonomi Amerika yang keluar pekan lalu.
Adapun saham sektoral yang bergerak di tambang, perkebunan, dan bank menjadi pendorong koreksi IHSG. Nilai tukar rupiah yang kembali melemah 0,63 persen di level 13.250 per dolar Amerika Serikat turut memicu koreksi pasar. "Pasar berspekulasi The Fed dalam waktu dekat akan kembali menaikkan tingkat bunga Fed Fund Rate (FFR)," ujarnya.
Perdagangan minggu sebelum libur Paskah ditandai aksi jual pemodal dengan tipisnya volume dan nilai transaksi. IHSG bergerak di teritori negatif dalam rentang 32 poin tutup koreksi 27,089 poin (0,6 persen) di level 4.827,087.
Menurut David, volume dan nilai transaksi di pasar reguler masing-masing 3,46 miliar saham dan Rp 3,72 triliun. Angka ini turun dibanding rata-rata harian sepekan lalu yang mencapai 3,77 miliar saham dan Rp 4,14 triliun.
EGI ADYATAMA