TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menargetkan 350.000 perusahaan aktif yang akan mengikuti program BPJS. Target ini meningkat 39,11 persen dari target tahun 2015 yang sebesar 251.600 perusahaan.
"Tahun 2016 ini target kami 350.000 (perusahaan) itu yang harus kami capai. Itu (perusahaan) yang aktif, yang bayar dan melakukan pertukaran data. Nambah yang diakuisisi, yang diakusisi itu 150.000," kata Sabaruddin, Kepala Divisi Pengelolaan Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan, dalam diskusi yang digelar di Hotel Artotel, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis, 10 Maret 2016.
Dari target ini, BPJS Ketenagakerjaan menargetkan pada Desember 2016 ini mampu mengumpulkan iuran sebesar Rp 42,65 triliun. Mereka mengaku optimis target ini akan tercapai mengingat target iuran mereka di tahun 2015 lalu bisa tercapai.
Menurut Sabaruddin, ada beberapa pendekatan yang akan diterapkan BPJS Ketenagakerjaan agar bisa memenuhi target di tahun 2016. Salah satunya dengan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat. "Pelayanan model baru ini lebih modern dan lebih sedikit birokrasinya," kata dia. Ia juga menjanjikan pelayanan akan lebih ramah dan menyenangkan. Hal ini mencoba menjawab kritik yang terkadang muncul, terkait pelayanan yang masih dianggap tidak mengayomi.
Selain itu, Sabaruddin juga memaparkan jika saat ini pembangunan gedung BPJS yang sesuai Service Blue Print dan Office Branding telah selesai dilakukan di 27 Kantor Cabang Utama.
BPJS Ketenagakerjaan tahun ini berniat meningkatkan target capaian jaminan mereka ke angkat Rp 25,98 triliun. Nilai ini cukup tinggi dibanding target mereka sebelumnya yang ada di angka Rp 18,15 triliun. Selain itu, mereka pun menargetkan kepuasan pelanggan hingga 90 persen.
EGI ADYATAMA