TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik merilis indeks harga konsumen di Februari 2016 yang mengalami deflasi sebesar 0,09 persen. Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan deflasi tidak selalu baik bagi perekonomian.
Kalla mengatakan deflasi menunjukkan terjadinya penurunan harga secara umum. Hal ini antara lain disebabkan penurunan permintaan. "Jadi deflasi tidak selalu baik. Deflasi yang dua-tiga bulan berbahaya itu," katanya di Kantor Wapres, Jalan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa, 1 Maret 2016.
Menurut Wapres, lebih baik terjadi inflasi dalam besaran yang sedikit dibanding terjadi deflasi dalam waktu dua-tiga bulan. "Itu artinya terjadi pelemahan ekonomi yang lebih," katanya.
Baca Juga: Inflasi Komponen Inti Rendah, BPS: Tanda Ekonomi Terkendali
Menurut Kalla, dimulainya panen produksi pangan di banyak tempat bisa menjadi penyebab terjadinya deflasi. Terjadinya panen secara bersamaan itu bisa membuat harga barang menurun.
Kalla menyebutkan kebijakan yang diambil pemerintah terkait dengan deflasi bukan melalui impor atau tidak impor. "Tapi lebih pada meningkatkan seluruh produksi dalam negeri, seperti beras, padi, jagung, dan daging."
Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin mengatakan deflasi pada Februari 2016 mencapai 0,09 persen. Deflasi ini disumbang dari komponen energi yang mengalami deflasi sebesar 2,04 persen.
AMIRULLAH