TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan pemerintah menghapus usaha restoran dari daftar negatif investasi (DNI) bagi pemodal asing dinilai akan berdampak positif terhadap pariwisata Bali.
Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Daerah (BPMPD) Ida Bagus Parwata mengakui, investasi ke sektor pariwisata khususnya restoran akan bertambah semarak.
"Ini kabar bagus, tentu akan menarik banyak investor ke sini. Kami yakin, dengan dibuka akan membuat peluang semakin terbuka," ujarnya, kepada Bisnis, Senin (15 Februari 2016).
Menurutnya, sektor pariwisata merupakan motor penggerak investasi asing ke Pulau Bali. Dengan dibukanya kepemilikan restoran oleh orang asing menjadi 100%, maka dapat mempermudah investor masuk.
Berdasarkan data BPMPD, pada 2015, investasi asing ke sektor hotel dan restoran mencapai Rp2,7 triliun. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa hotel dan restoran di Bali menjadi ladang bisnis yang menjanjikan bagi investor asing.
Parwata menyakini nilai investasi ke sektor tersebut akan semakin meningkat pada tahun ini, paska diberlakukannya keputusan tersebut. Dia mengharapkan dengan meningkatnya investasi ke sektor restoran, akan berdampak terhadap jumlah tenaga kerja lokal yang diserap.
Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Perry Markus juga menyambut positif keputusan pemerintah pusat. Ada dua hal positif dari keputusan itu, yakni investasi asing ke industri restoran akan semakin besar, dan tenaga kerja yang terserap meningkat.
"Kabar baiknya dua hal itu, secara tidak langsung ikut mempengaruhi perekonomian daerah khususnya Bali yang bergantung terhadap pariwisata," ujarnya saat dihubungi.
Tak Khawatir
Perry menyatakan, pihaknya tidak khawatir dampak pemberlakuan aturan itu akan menyebabkan tersingkirnya pelaku usaha lokal. Pasalnya, nilai investasi asing yang diizinkan untuk dimiliki hingga 100% dipatok di atas Rp100 miliar.
Dengan nilai sebesar itu, otomatis pelaku usaha lokal khususnya skala kecil masih akan terlindungi jika asing masing. Diakuinya, hingga saat ini belum ada usaha khusus restoran di Pulau Dewata yang nilai investasi mencapai Rp100 miliar.
Dengan investasi sebesar itu, tentu pengusaha asing yang akan masuk berpikir ulang, apalagi hanya fokus restoran. Sementara, peluang usaha menjanjikan di daerah ini adalah perhotelan yang investasinya jika tanpa tanah diprediksi lebih rendah dari Rp100 miliar sudah bisa membangun.