Tak dinyana, pengalaman pahit itu ternyata awal dari kesuksesan. Sehabis kecewa lantaran kentangnya ditolak supermarket, Chase putar otak. Satu waktu, pada 2002, dia membaca ekspansi bisnis Kettle Food Inc, perusahaan makanan asa; Amerika Serikat, ke Inggris. Di Negeri Albino, Kettle memasarkan Posh Crisps, produk keripik kentang olahan nonpremium. Chase mendapatkan informasi jika Posh Crisps dibuat dari kentang reject, dan diolah secara manual, tanpa mesin.
Berbekal informasi itu, Chase mendatangi manajemen Kettle di Inggris, dan menawarkan diri sebagai pemasok kentang. Sayang, usaha ini tak membuahkan hasil. Chase ditolak lantaran Kettle sudah punya pemasok sendiri. Tak kurang akal, dia kemudian minta diajari cara membuat keripik kentang. Lagi-lagi ditolak, dengan alasan rahasia perusahaan. Berkali-kali ditolak, Chase pun nekat terbang ke Pennsylvania dan Colorado, Amerika Serikat, untuk melongok dapur Kettle.
Berbekal resep yang dia pelajari di Amerika, Chase kemudian membangun pabrik keripik kentang di lahan pertaniannya. Agar berbeda dengan produk "crisp" alias keripik kentang khas Inggris yang tipis dan nyaris hambar, Chase membubuhkan bumbu rahasia pada produknya. Dengan label Tyrrells, seperti nama perkebunan keluarganya, keripik Chase dipasarkan dengan empat rasa yakni keju, cuka apel, cabai, dan lada hitam.
Tak dinyana, keripik Tyrrells yang dijual seharga £1 laku keras. “Tyrrells bisa menjadi sumber kas baru, dengan perolehan laba hingga 35 persen," kata Chase. Dalam delapan bulan, omzet Tyrrells mencapai US$ 2 juta dan dalam tiga tahun Chase bisa meraih US$ 10 juta (pendapatan tahunan). Pasar Tyrrells pun semakin luas, dari toko di sekitar lahan pertaniannya, hingga ke Rusia, Amerika, dan Cina.
Di tengah kesuksesan Tyrrells, ada saja ganjalan yang dialami Chase. Chase sempat terlibat sengketa dengan peretail besar, Tesco, yang dia tuduh telah memasarkan Tyrrells "di bawah tangan". Kehidupan pribadi Chase pun kurang harmonis, dan dia terpaksa bercerai dengan sang istri.
Pada April 2008, Chase akhirnya melego merek Tyrrells ke Langholm Capital, sebuah perusahaan venture capital, dengan nilai £ 40 juta (Rp 787 miliar). Setelah membagi duit itu dengan mantan istrinya, Chase meramu olahan kentang lainnya yakni minuman keras. Melalui pabrik Chase Distillery, vodka dan gin buatannya laris terjual hingga 10 ribu botol per pekan. Dengan olahan kentang reject, Chase menjadi pebisnis sukses dengan omset miliaran rupiah.
FERY F