TEMPO.CO, Jakarta - Bisnis fashion pada 2016 diyakini akan terus tumbuh dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Dwi Iskandar, Ketua Indonesian Fashion Chamber (IFC) Bali, mengatakan tahun ini pihaknya berharap bisnis fashion dapat tumbuh 20 persen hingga 30 persen, dan tentunya jangan sampai mengalami penurunan.
“Kami yakin tahun ini lebih bagus dari tahun kemarin. Selain itu, kami selalu mengharapkan anggota kami menggunakan kain lokal Bali, seperti kain endek, tenun, dan songket, sehingga dapat diperkenalkan lebih luas lagi tidak hanya di Bali,” papar Dwi, Senin, 18 Januari 2016.
Pihaknya yakin produk fashion dari Indonesia, khususnya Bali sendiri, tidak kalah dengan produk negara-negara di Asia Tenggara. Sebab, Indonesia atau Bali mempunyai kekuatan sendiri dengan mengangkat kekayaan budaya lokal.
“Tahun kemarin kami lebih menonjolkan sisi warna yang lebih colorful dan mencolok. Sedangkan untuk tahun ini kami tetap colorful tapi lebih natural dengan perpaduan warna monokrom,” terang Dwi.
Dia menambahkan, tahun ini pun pihaknya yakin ekspor dari Bali akan tetap banyak peminatnya.
“Produk kami paling banyak diekspor ke Eropa dan Asia. Jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, sejauh ini belum ada yang menyaingi Indonesia karena pelaku di Indonesia lebih mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas,” imbuhnya.
Dwi menyatakan, pihaknya bersama dengan pelaku bisnis lainnya akan selalu menggali kekuatan agar dapat terus tumbuh serta mengenalkan produk-produk fashion dari Indonesia, khususnya Bali, ke dunia luas.