TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. sudah 12 tahun tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bertempat di Mainhall gedung BEI, Direktur Utama PT BRI Asmawi Syam bersama Direktur Utama BEI Tito Sulistio menekan tombol tanda peringatan ke-12 tahun Bank BRI sebagai emiten perbankan di BEI.
Bank milik pemerintah ini terdaftar sejak penjualan saham perdana atau initial public offering (IPO) pada 2003. Hingga kini Bank BRI terus mendukung kegiatan di pasar modal. Pada semester pertama 2015 Bank BRI resmi terdaftar sebagai bank administrator RDN (Rekening Dana Nasabah) yang berperan membantu melengkapi fasilitas penyelesaian transaksi dana di pasar modal.
“Dengan bergabungnya Bank BRI sebagai bank administrator RDN, kami bisa memperluas basis investor hingga seluruh Indonesia dengan memanfaatkan jaringan BRI yang sangat luas," ungkap Corporate Secretary Bank BRI, Hari Siaga Amijarso di Bursa Efek Indonesia, Selasa, 10 November 2015.
Pada 10 November 2003 silam, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. secara resmi melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia. Harga per lembar sahamnya pada waktu itu tercatat sebesar Rp 875 per lembar. Dua belas tahun kemudian, tepatnya per akhir pekan minggu pertama November 2015, harga per lembar saham Bank BRI tercatat Rp 10.700 per lembar, dengan tingkat kapitalisasi pasar mencapai Rp 263,9 triliun.
Dari 86 emiten di sektor finansial yang listing atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia, peringkat kapitalisasi pasar BRI menempati urutan terbesar kedua. Besarnya nilai kapitalisasi pasar per perdagangan 6 November 2015 yang mencapai Rp 263,9 triliun tersebut tidak lepas dari apresiasi investor terhadap kinerja perusahaan.
Compound Annual Growth Rate (CAGR) atau rata-rata pertumbuhan tahunan kinerja Bank BRI sejak IPO hingga akhir tahun 2014 untuk kinerja aset tercatat tumbuh sebesar 21,1 persen per tahun. Adapun kinerja penyaluran kredit tumbuh sebesar 23,5 persen per tahun, raihan dana pihak ketiga tumbuh 20,7 persen per tahun, sedangkan laba bersih atau net profit tumbuh hingga 22,5 persen per tahun.
Hari menjelaskan, kinerja secara keseluruhan tidak lepas dari konsistensi Bank BRI dalam menjaga pertumbuhan bisnis dan profitabilitas. Secara tahunan, pendapatan bunga yang berasal dari pinjaman masih memberikan kontribusi lebih dari 75 persen dari total pendapatan yang diperoleh secara keseluruhan. "Sisanya berasal dari pendapatan nonbunga yang didominasi oleh pendapatan berbasis fee (fee base income).”
Ia mengungkapkan, untuk menjaga kinerja agar tetap tumbuh sehat dan berkelanjutan, Bank BRI harus terus berinovasi dalam memberikan layanan jasa perbankan kepada masyarakat. “Dibutuhkan strategi-strategi yang bersifat out of the box untuk menunjang hal tersebut, satu di antaranya yaitu meluncurkan dan mengoperasikan Satelit BRI atau BRISat pada pertengahan tahun 2016 nanti, ujar Hari.
MAYA AYU PUSPITASARI