TEMPO.CO, Banjarmasin - Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional VII Kalimantan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Bastian Sihombing, mengatakan serapan anggaran infrastruktur di Pulau Kalimantan hingga Oktober, baru terealisasi 60 persen dari alokasi APBN 2015 sebesar Rp 8,3 triliun. Minimnya serapan diakibatkan banyaknya kontrak proyek infrastruktur yang belum ia bayar.
Namun, Bastian menargetkan serapan anggaran infrastruktur di Kalimantan sepanjang tahun ini akan menyentuh 98 persen. “Ada beberapa (proyek) yang belum kami bayar. Begitu terbayar, biasanya serapannya (anggaran infrastruktur) naik. Proyek pemerintah yang dikontrak secara multi years, kami berkomitmen menyelesaikan,” kata Bastian Sihombing usai meneken nota kerja sama dengan PT Wijaya Karya (Persero), Selasa, 3 November 2015.
Dana Rp 8,3 triliun itu, kata Bastian, diprioritaskan untuk berbagai macam program infrastruktur, seperti pembangunan jembatan, jalan Trans Kalimantan, jalan perbatasan, jalan tol, dan perawatan jalan dengan total panjang 6.300 kilometer. Pada APBN 2016, Bastian melanjutkan, anggaran proyek infrastruktur di Kalimantan diproyeksikan naik 20 persen. “Karena panjang jalan (infrastruktur) bertambah menjadi 7.600 kilometer,” ujarnya.
Direktur Pembangunan Jalan, Direktorat Jenderal Bina Marga, Gani Ghazaly, mengatakan pembangunan infrastruktur di luar Jawa memang lebih digencarkan, salah satunya di Kalimantan. Menurut dia, pembangunan dan perawatan infrastruktur berfungsi melayani jasa pergerakan barang dan jasa di daerah. “Kesiapan infrastruktur juga mendukung upaya pertumbuhan ekonomi dan daya saing di tingkat regional dan nasional,” ucap Gani.
Khusus di Kalimantan Selatan, Gani berharap pengembangan infrastruktur lebih digencarkan. Ia mendorong pemerintah daerah, baik tingkat I dan II, berpartisipasi untuk memperkuat jaringan infrastruktur melalui sharing pendanaan.
Pemerintah akhirnya menunjuk PT Wijaya Karya (Persero) untuk pembangunan Jalan Akses Pelabuhan Trisakti (Pelabuhan Trisakti-Liang Anggang) dengan nilai kontrak Rp 394 miliar. Proyek multi years itu sepanjang 13 kilometer dengan tempo pengerjaan tiga tahun, dihitung sejak 2 November 2015.
Menurut dia, pembangunan jalan akses ini sangat mendesak untuk menopang arus lalu lintas logistik dari dan ke Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin. “Ada beberapa proyek yang belum terealisasi tahun lalu maka dilanjutkan tahun ini kontraknya,” ujar Gani.
DIANANTA P. SUMEDI